Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrah

Terdapat makna dan kisah Nabi Nuh dalam bubur suro

Memeringati tahun baru Hijriah di Indonesia tak terlepas dari berbagai perayaan. Dalam perayaan tahun baru Hijriah, berbagai makanan tradisional seperti tumpeng, apem, bubur suro, hingga bubur merah putih keluar. Makanan-makanan tersebut punya makna tersendiri. 

Bubur suro adalah salah satu sajian terkenal di masyarakat Jawa. Umumnya makanan ini identik untuk memeringati tahun baru Islam. Konon, bubur suro terinspirasi dari kisah Nabi Nuh yang dituliskan di berbagai kitab klasik karya cendekiawan muslim. Mau tahu lebih lanjut tentang fakta bubur suro? Simak selengkapnya di artikel ini, ya!

1. Tradisi turun temurun di Jawa

Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrahilustrasi bubur (commons.wikimedia.org/mokeneco)

Bubur suro adalah sajian yang dihidangkan masyarakat Jawa untuk memeringati 1 Suro atau 1 Muharram atau tahun baru Islam. Tradisi bubur suro ini sudah turun temurun dilakukan dengan membuat bubur suro pada malam 1 Muharram. Konon, bubur suro ini sudah ada sejak Sultan Agung berkuasa di Jawa.

2. Bubur suro digunakan untuk memeringati selamatnya Nabi Nuh

Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrahilustrasi bubur (freepik.com/dashu8)

Ada sumber yang mengatakan bahwa tradisi bubur suro ini untuk memeringati selamatnya Nabi Nuh dan pengikutnya yang menaiki bahtera setelah mengalami banjir besar. Dikisahkan kala itu bahtera Nabi Nuh berlabuh, dan Nabi Nuh serta kaumnya merasa lapar namun perbekalan sudah mulai menipis.

Nabi Nuh pun memerintahkan pengikutnya untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan, yang berupa tujuh macam biji-bijian. Biji-bijian tersebut disatukan dan dimasak lalu dimakan bersama-sama. Bubur suro dan kisah Nabi Nuh ini termaktub dalam beberapa kitab klasik, seperti I'anah Thalibin karya Abu Bakr Syata al-Dimyati, kitab Badai’ al-Zuhur karya Shaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafy, dan kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani.

3. Sebagai lambang syukur atas segala nikmat

Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrahilustrasi bubur (freepik.com/timolina)

Bubur suro bermakna sebagai lambang syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk nikmat dan rezeki yang telah dilimpahkan. Menyantap bubur bersama keluarga adalah simbol kerukunan keluarga dan sanak saudara karena saat menyantapnya bersama, hati akan diliputi rasa bahagia dan syukur. Lebih lanjut, bubur sendiri juga menyimbolkan kesucian jalan hidup. Bubur suro disantap bersama keluarga dan dibagikan kepada anak yatim, orang yang tidak mampu, orang yang tidak berpuasa, dan hidangan bagi orang yang berpuasa.

Baca Juga: Tradisi Mubeng Beteng: Cara Menyambut 1 Suro di Yogyakarta

4. Terdapat tujuh kacang di dalam bubur suro

Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrahilustrasi kacang-kacangan (pexels.com/Vie Studio)

Bubur suro ini mengandung tujuh kacang, yaitu kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang mede, kacang tholo, kacang merah, dan kacang bogor. Tujuh kacang ini melambangkan tujuh hari dalam seminggu yang bermakna dapat diberi keberkahan dan kelancaran oleh Tuhan Maha Esa untuk menjalani hidup tiap harinya. Tujuh kacang tersebut juga terinspirasi dari kisah Nabi Nuh.

5. Bisa dihidangkan dengan opor ayam atau lauk pauk lainnya

Fakta Bubur Suro, Identik dengan Perayaan Tahun Baru Hijrahilustrasi bubur suro (freepik.com/KamranAydinov)

Bubur suro terbuat dari beras, air, santan, lengkuas, daun salam, jahe, serai, dan lainnya. Adanya rempah-rempah tersebut menambahkan cita rasa dan aroma dari bubur. Selain ditambahkan dengan tujuh kacang, biasanya bubur suro dihidangkan dengan opor ayam dan sambal goreng. Ada juga yang menyajikan bubur suro dengan serundeng kelapa, telur ayam kampung, dan rujak degan.

Disajikan dengan berbagai lauk dan disantap bersama-sama, membuat bubur suro tidak hanya menghangatkan badan tapi juga mendekatkan keluarga. Di balik kelezatannya, rupanya fakta bubur suro punya makna mendalam. Adakah dari kalian yang makan bubur suro untuk memeringati tahun baru Islam?

Baca Juga: Tradisi Bubur Suro, Hanya Ada Saat Ramadan di Palembang 

Wanudya A Photo Verified Writer Wanudya A

You'll never walk alone.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya