Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi panna cotta (freepik.com/atlascompany)
ilustrasi panna cotta (freepik.com/atlascompany)

Intinya sih...

  • Panaskan krim dan susu tanpa mendidih, hindari mendidih agar tekstur lembut.

  • Gunakan gelatin dengan takaran yang tepat, lakukan proses blooming agar maksimal.

  • Saring campuran sebelum dituangkan ke cetakan, hasil akhir lebih halus dan profesional.

Panna cotta mungkin terlihat seperti dessert yang simpel, tapi butuh ketelitian agar hasil akhirnya benar-benar lembut dan menggoda. Banyak orang gagal mendapatkan tekstur yang pas karena melewatkan detail kecil yang ternyata sangat krusial. Kalau kamu pernah merasa hasil panna cotta terlalu keras atau malah tidak set sama sekali, bisa jadi ada langkah penting yang terlewat.

Artikel ini akan membahas lima kunci penting yang bisa membuat panna cotta buatanmu tampil sempurna. Mulai dari cara menggunakan gelatin yang benar hingga trik sederhana menyajikannya, semua tips di bawah ini dirancang agar kamu bisa menyajikan panna cotta yang lembut, licin, dan tidak menggumpal. Yuk, simak satu per satu!

1. Panaskan krim dan susu tanpa mendidih

ilustrasi memanaskan krim dan susu (recipesfromeurope.com)

Langkah selanjutnya yang sering diabaikan adalah proses pemanasan krim dan susu. Banyak yang mengira harus direbus agar gelatin cepat larut, padahal justru sebaliknya. Campuran krim dan susu sebaiknya hanya dipanaskan hingga hampir mendidih—cukup sampai terlihat uap dan ada gelembung kecil di pinggiran panci. Kalau sampai mendidih, susu bisa pecah dan menghasilkan rasa yang kurang enak.

Setelah gelatin ditambahkan ke campuran panas, aduk perlahan hingga semuanya larut sempurna. Hindari mengocok campuran terlalu keras karena bisa menimbulkan gelembung udara yang membuat tekstur akhir jadi kurang mulus. Gunakan spatula atau sendok kayu, dan aduk dengan gerakan lembut sampai benar-benar tercampur rata.

2. Gunakan gelatin dengan takaran yang tepat

ilustrasi penggunaan gelatin dalam pembuatan panna cotta (recipesfromeurope.com)

Salah satu kesalahan paling umum saat membuat panna cotta adalah penggunaan gelatin yang tidak seimbang. Kalau kamu menambahkan terlalu banyak, tekstur panna cotta akan berubah menjadi keras dan kaku—mirip agar-agar biasa. Tapi kalau terlalu sedikit, hasil akhirnya bisa gagal set dan malah meleleh saat dikeluarkan dari cetakan. Takaran idealnya adalah 1 sendok teh bubuk gelatin (sekitar 3 gram) untuk setiap 500 ml campuran cairan seperti susu dan krim.

Agar gelatin bekerja secara maksimal, kamu perlu melakukan proses yang disebut blooming. Caranya, larutkan gelatin ke dalam air dingin dan diamkan selama 5 hingga 10 menit. Proses ini akan membuat gelatin menyerap air dan mengembang, sehingga lebih mudah larut saat dicampur ke dalam cairan panas tanpa menggumpal. Jangan lewatkan langkah ini, ya!

3. Saring campuran sebelum dituangkan ke cetakan

ilustrasi menuang campuran yang telah disaring ke cetakan (recipesfromeurope.com)

Langkah sederhana ini sering diremehkan, padahal bisa menentukan hasil akhir panna cotta. Menyaring campuran sebelum menuangnya ke cetakan akan membantu menghilangkan sisa gumpalan gelatin atau partikel kecil lain yang belum larut sempurna. Hasil akhirnya? Tekstur yang jauh lebih halus, licin, dan profesional seperti sajian restoran.

Gunakan saringan halus atau kain tipis (seperti kain katun bersih) untuk proses penyaringan. Jangan terburu-buru menuang langsung ke cetakan tanpa disaring, karena meskipun terlihat halus di permukaan, masih mungkin ada bagian yang tidak rata di dalamnya. Hasil akhir yang bersih dan elegan dimulai dari detail kecil seperti ini.

4. Dinginkan di lemari es minimal 4 jam

potret menu panna cotta di Plataran Tiga Dari (dok.plataran.com)

Kesabaran adalah kunci kalau kamu ingin panna cotta dengan tekstur sempurna. Setelah dituang ke dalam cetakan, panna cotta harus disimpan di lemari es minimal selama 4 hingga 6 jam agar benar-benar set. Kalau dikeluarkan terlalu cepat, hasilnya bisa lembek dan mudah hancur saat disajikan.

Kalau tidak terburu-buru, lebih baik diamkan semalaman agar hasilnya lebih stabil dan kokoh. Selain itu, tutup cetakan dengan plastik wrap atau penutup khusus agar tidak menyerap aroma makanan lain di dalam kulkas. Aroma asing bisa merusak cita rasa panna cotta yang seharusnya lembut dan netral.

5. Sajikan dengan topping yang tidak terlalu berat

ilustrasi chamomile panna cotta (pexels.com/Ella Olsson)

Panna cotta punya karakter lembut dan ringan, jadi sebaiknya hindari topping yang terlalu berat seperti potongan kue atau saus kental yang berlebihan. Tekanan dari topping berat bisa membuat bentuk panna cotta rusak atau bahkan amblas. Pilihan terbaik adalah topping ringan seperti saus buah (coulis), potongan buah segar, atau sedikit madu.

Tambahkan topping saat panna cotta akan disajikan, bukan saat baru keluar dari kulkas. Kalau ditambahkan terlalu cepat, kelembapan dari topping bisa membuat permukaan panna cotta jadi basah dan tidak menarik. Sentuhan akhir yang pas akan membuat hidangan ini tampil cantik dan tetap lezat saat disantap.

Dengan mengikuti lima kunci sukses di atas, kamu bisa membuat panna cotta yang lembut, tidak menggumpal, dan tampil menggoda di meja makan. Tidak perlu teknik rumit, cukup ketelitian dan perhatian pada detail agar hasil akhirnya benar-benar memuaskan. Selamat mencoba dan semoga sukses menciptakan dessert elegan ini di rumah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team