ilustrasi minyak kelapa (unsplash.com/Tijana Dnrdarski)
Nasi terdiri atas pati yang bisa dicerna dan yang bersifat resisten atau gak bisa dicerna tubuh. Karena manusia gak punya enzim untuk mencerna pati resisten, pati resisten tidak diubah menjadi gula dan diserap ke aliran darah seperti pati yang dapat dicerna.
Sebaliknya, pati resisten difermentasi menjadi asam lemak rantai pendek yang menjadi makanan bagi koloni bakteri baik di usus. Semakin banyak pati resisten dalam makanan, semakin sedikit kalori dan gula yang diserap oleh tubuh.
Kabar baiknya, sebuah studi di Sri Lanka yang terbit dalam International Journal of Biological Macromolecules pada 2020 menemukan bahwa penambahan satu sendok teh minyak kelapa saat masak nasi dan menyimpan nasi di dalam lemari es selama 12 jam setelah matang bisa meningkatkan kadar pati resisten pada nasi hingga 10 kali lipat. Nasi yang diolah dengan cara ini juga memiliki kalori yang lebih rendah 10 hingga 15 persen.
Namun, meksi indeks glikemik dan kadar gula pada nasi bisa berkurang dengan cara-cara di atas, mengontrol porsi nasi tetaplah penting. Imbangi juga konsumsi nasi dengan makanan sumber protein, lemak, dan serat agar pola makan tetap seimbang sehingga kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.