Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makanan bersantan (unsplash.com/Kelsey Todd)

Intinya sih...

  • Makanan berlemak dan bersantan memerlukan penanganan khusus untuk disimpan agar tidak cepat basi, terutama di iklim tropis yang panas dan lembab.

  • Dinginkan sebelum disimpan, gunakan wadah kedap udara, dan jangan campurkan makanan sisa ke masakan baru untuk menjaga ketahanan makanan.

  • Pemanasan kembali dengan suhu tinggi diperlukan sebelum mengonsumsi makanan yang bersantan atau berlemak dari kulkas untuk membunuh bakteri yang berkembang selama penyimpanan.

Makanan berlemak dan bersantan sering menjadi favorit banyak orang karena cita rasanya yang gurih dan juga kaya, terutama untuk masakan tradisional Indonesia. Namun, jenis makanan ini pada umumnya dikenal lebih cepat basi apabila tidak disimpan dengan tepat, terutama di iklim tropis yang panas dan lembab.

Menjaga kualitas makanan bersantan dan berlemak memerlukan penanganan khusus sejak awal pengolahan hingga proses penyimpanan. Perhatikan beberapa tips berikut ini untuk menyimpan makanan berlemak dan bersantan agar tetap awet dan tidak cepat basi.

1. Dinginkan sebelum disimpan

ilustrasi makanan bersantan (unsplash.com/Michael Uebler)

Setelah selesai dimasak, maka makanan bersantan atau berlemak tersebut sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke dalam kulkas dalam kondisi panas. Suhu panas bisa rentan terjebak ke dalam wadah tertutup dan pada akhirnya menimbulkan uap air berlebih, sehingga mempercepat proses pembusukan pada makanan.

Tunggu makanan hingga benar-benar dingin pada suhu ruang sebelum dipindahkan ke wadah penyimpanan yang bersih dan tertutup rapat. Proses pendinginan ini nantinya akan membantu menghambat perkembangan bakteri dan memastikan rasa makanan tetap segar.

2. Gunakan wadah kedap udara

ilustrasi wadah makanan (unsplash.com/Leanna Myers)

Pilih wadah yang benar-benar tertutup rapat dan tidak mudah bocor untuk menyimpan makanan berlemak dan bersantan dalam kulkas. Wadah kedap udara dapat membantu untuk mengurangi paparan oksigen yang mungkin bisa mempercepat proses oksidasi, lemak, atau kerusakan pada makanan.

Wadah plastik atau kaca berkualitas tinggi yang bebas BPA ternyata sangat disarankan agar tidak bereaksi dengan santan atau minyak. Hindari pula penggunaan kantong plastik tipis atau wadah terbuka karena dapat mengundang bau dari makanan lain yang mungkin dapat memicu basi.

3. Jangan campurkan makanan sisa ke masakan baru

ilustrasi makanan bersantan (unsplash.com/rawkkim)

Menggabungkan makanan sisa dengan makanan baru, terutama yang bersantan atau berlemak ternyata bisa mempercepat potensi kerusakan secara keseluruhan. Makanan sisa cenderung terkontaminasi dengan bakteri dari sendok atau pun udara, sehingga bisa menyebar ke makanan yang masih baru kondisinya.

Sebaiknya pisahkan makanan lama dan baru dalam wadah berbeda, lalu panaskan secara terpisah ketika akan disajikan. Dengan cara ini, maka kualitas dan kesegaran masakan pun tetap terjaga dengan baik, serta bebas risiko kontaminasi silang yang mungkin tidak terlihat secara langsung.

4. Panaskan kembali dengan suhu tinggi

ilustrasi makanan bersantan (unsplash.com/kalpa mahagamage)

Setiap kali akan mengonsumsi makanan yang bersantan atau berlemak dari kulkas, maka pastikan untuk memanaskannya hingga benar-benar mendidih. Suhu tinggi bisa membantu membunuh bakteri yang mungkin berkembang selama proses penyimpanan berlangsung.

Proses pemanasan ini dapat membantu mengembalikan tekstur dan rasa santan yang terkadang terpisah pada saat didinginkan. Jangan hanya menghangatkan sebentar, sebab itu tidak cukup efektif untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin masih berada di dalamnya.

Menyimpan makanan berlemak dan bersantan memang memerlukan perhatian ekstra agar tidak sampai cepat basi dan tetap aman dikonsumsi. Terapkan keempat tips di atas sebagai langkah sederhana yang efektif untuk menjaga ketahanan makanan di rumah. Ingatlah higienitas dan cara penyimpanan yang benar merupakan kunci utama untuk menunjang kesehatan keluarga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian