Naturalis dan ahli biologi Inggris yang terkenal dengan teorinya mengenai evolusi melalui seleksi alam, merupakan seorang pakar dalam keanekaragaman dunia hewan dan juga ahli gourmetnya. Ketika Darwin menjadi mahasiswa di Cambridge, dia adalah seorang anggota Glutton Club, sekelompok mahasiswa yang memiliki kebiasaan makan "strange flesh" atau kebiasaan menyantap daging yang gak lazim.
Daging yang mereka makan adalah elang, bittern, dan burung hantu tua. Darwin juga memakan armadillo, yang katanya "taste & look like duck," dan juga seekor tikus besar maupun kelinci atau agout, seperti yang diberitakan oleh The Oxford Companion to Food.
Namun pada tahun-tahun terakhirnya, Charles Darwin sering menderita pusing, kejang otot, muntah, sakit kepala, cemas, dan perut kembung, dan pada satu titik dia harus berhenti bekerja selama beberapa bulan karena kesehatannya yang buruk.
Dokternya memintanya untuk melakukan diet, yang membuatnya menjadi jauh lebih baik. Darwin menghindari konsumsi pati untuk menjaga asam lambung tetap stabil. Ia juga mengonsumsi 10 tetes asam muriatik (asam klorida), dua kali sehari dengan cabe dan jahe. Diet rendah karbohidrat yang dilakukannya terbukti ampuh bagi kesehatannya.