Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi minuman berenergi (freepik.com/freepik
ilustrasi minuman berenergi (freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • Minuman berenergi dapat memicu detak jantung berdebar dan meningkatkan tekanan darah, berisiko bagi penderita gangguan jantung.

  • Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan dapat merusak organ hati dan menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh.

  • Kandungan gula tinggi dalam minuman ini bisa memicu diabetes, obesitas, serta mengganggu kualitas tidur dan menimbulkan ketergantungan yang tidak sehat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Minuman berenergi sering dianggap sebagai solusi cepat ketika tubuh merasa lelah atau butuh dorongan tenaga tambahan. Rasanya yang manis, sensasi segarnya, serta klaim mampu meningkatkan fokus membuat banyak orang mengandalkannya dalam berbagai aktivitas. Padahal di balik rasa nikmatnya, minuman berenergi menyimpan sejumlah risiko yang tidak boleh diremehkan. Kandungan gula, kafein, dan zat stimulannya dapat memberi dampak serius jika dikonsumsi terlalu sering.

Efeknya bukan hanya terasa pada kondisi tubuh jangka pendek, tetapi juga bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Banyak orang tidak menyadari betapa berbahayanya minuman ini karena pengemasannya terlihat menarik dan iklannya penuh energi positif. Berikut lima risiko paling umum yang patut diperhatikan yang dilansir dari webmd.com:

1. Memicu detak jantung berdebar

ilustrasi sakit jantung (freepik.com/freepik

Minuman berenergi mengandung kafein dalam jumlah tinggi yang dapat memicu detak jantung menjadi lebih cepat dari biasanya. Ketika diminum dalam kondisi tubuh sudah lelah, efek stimulannya dapat membuat jantung bekerja lebih keras. Hal ini menimbulkan sensasi berdebar yang tidak nyaman, bahkan bisa berbahaya bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan jantung. Dalam beberapa kasus ekstrem, konsumsi berlebihan dapat memicu aritmia atau detak jantung tidak teratur.

Tekanan darah bisa meningkat setelah minum minuman berenergi, terutama jika dilakukan dalam jumlah besar atau tanpa jeda. Kafein dan zat stimulan lain bekerja mempersempit pembuluh darah, membuat aliran darah semakin tertekan. Dampak ini sangat berisiko bagi tubuh karena perubahan tekanan darah mendadak bisa memicu pusing, sesak, atau kelelahan ekstrem.

2. Risiko kerusakan organ hati

ilustrasi organ hati (freepik.com/freepik

Beberapa minuman berenergi mengandung bahan tambahan seperti niacin (vitamin B3) dalam dosis tinggi yang dapat membebani organ hati. Jika dikonsumsi terlalu sering, zat ini bisa menumpuk dan menimbulkan efek toksik yang merusak sel-sel hati. Kerusakan hati tidak selalu terlihat langsung, tetapi berkembang perlahan dan dapat memicu gangguan serius seperti peradangan atau hepatitis ringan. Tingginya kadar zat sintetis dalam beberapa produk semakin memperbesar risiko tersebut.

Organ hati bekerja keras menyaring setiap zat yang masuk ke dalam tubuh, termasuk gula dan bahan kimia tambahan pada minuman berenergi. Ketika beban ini terlalu berat, proses detoksifikasi menjadi tidak optimal. Akibatnya, tubuh mengalami penumpukan racun yang bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah jika konsumsi minuman berenergi dilakukan bersamaan dengan pola makan tidak sehat atau kebiasaan lain seperti merokok.

3. Kandungan gula tinggi yang bisa memicu diabetes

ilustrasi diabetes (freepik.com/freepik

Sebagian besar minuman berenergi memiliki kandungan gula yang sangat tinggi untuk memberikan rasa manis dan energi instan. Jika dikonsumsi berulang kali, gula berlebih akan disimpan tubuh sebagai lemak. Dampaknya bisa terlihat melalui peningkatan berat badan secara bertahap hingga memicu obesitas. Kondisi ini memperbesar risiko penyakit lain seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan gangguan metabolik.

Gula berlebih tidak hanya memengaruhi berat badan, tetapi juga membuat tubuh mengalami lonjakan energi singkat yang cepat turun kembali. Sensasi “crash” ini justru membuat seseorang ingin meminum lebih banyak minuman berenergi sehingga menciptakan pola yang tidak sehat. Siklus tersebut bisa berlangsung terus menerus tanpa disadari. Pada akhirnya, tubuh menjadi ketergantungan pada gula dan stimulan untuk tetap merasa bertenaga, padahal efek jangka panjangnya sangat merugikan.

4. Menganggu kualitas tidur

ilustrasi susah tidur (pexels.com/cottonbrostudio)

Kafein dalam minuman berenergi bekerja sebagai stimulan yang membuat tubuh lebih sulit rileks. Ketika diminum pada sore atau malam hari, efeknya dapat menghambat proses tidur dan mengganggu ritme sirkadian. Akibatnya, seseorang sering mengalami susah tidur meskipun tubuh sudah lelah. Tidur yang terganggu terus-menerus dapat menyebabkan penurunan fokus, suasana hati yang tidak stabil, serta menurunkan produktivitas.

Jika pola tidur terganggu dalam jangka panjang, tubuh mulai mengalami ketidakseimbangan hormon yang berperan penting dalam kesehatan. Rasa kantuk berlebihan di siang hari dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi minuman berenergi lagi sebagai kompensasi. Siklus ini membuat kualitas hidup menurun dan tubuh semakin sulit pulih secara alami. Gangguan tidur yang terus berulang juga dapat meningkatkan risiko stres dan kelelahan kronis.

5. Menyebabkan ketergantungan yang tidak sehat

ilustrasi minuman berenergi (freepik.com/freepik

Efek stimulasi dari minuman berenergi dapat membuat seseorang merasa bergantung pada sensasi “tenaga instan”. Ketika tubuh mulai terbiasa, dosis yang sama tidak lagi memberikan efek kuat sehingga seseorang cenderung menambah konsumsi. Hal ini menciptakan ketergantungan yang tidak disadari dan berujung pada kebiasaan tidak sehat. Tubuh lama-lama tidak bisa berfungsi optimal tanpa minuman tersebut.

Ketergantungan ini juga memengaruhi cara tubuh merespons rasa lelah. Alih-alih beristirahat atau mengonsumsi makanan bergizi, seseorang justru memilih minuman berenergi sebagai jalan pintas. Padahal tubuh membutuhkan pemulihan alami, bukan stimulasi berlebihan. Jika kebiasaan ini dibiarkan, tidak hanya kesehatan fisik yang terganggu, tetapi juga kemampuan tubuh mengenali batasan dan kebutuhan energinya sendiri.

Minuman berenergi memang memberikan dorongan tenaga cepat, tetapi risikonya jauh lebih besar dibandingkan manfaat jangka pendeknya. Mengonsumsi secara berlebihan dapat memicu gangguan jantung, merusak organ hati, meningkatkan berat badan, hingga mengacaukan kualitas tidur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team