unsplash.com/Kristina Tripkovic
Rasa takut adalah respons tubuh yang akan dikeluarkan saat seseorang menghadapi sesuatu yang dianggap sebagai ancaman. Respons ini merupakan hal normal, karena pada dasarnya bertujuan untuk melindungi diri sendiri terhadap ancaman yang datang dari luar.
Namun, apa jadinya jika rasa takut tumbuh menjadi sebuah fobia ekstrem yang justru akan mengganggu kualitas hidup seseorang?
Ya, seperti dilansir Medical News Today, ketakutan yang ekstrem terhadap sesuatu yang tidak sepatutnya ditakuti merupakan fobia yang masuk pada gangguan mental. Ada beberapa jenis fobia ekstrem yang sekilas tampak tak masuk akal, misalnya fobia terhadap orang lain, keramaian, air, kesendirian, bahkan ada yang sampai takut terhadap dirinya sendiri.
Pada sebagian kasus yang sangat esktrem, fobia sudah masuk dalam taraf yang mengganggu kualitas hidup. Seseorang akan mengisolasi dirinya dari dunia luar akibat rasa takut yang berlebihan. Tak jarang orang tersebut akan mengurung dirinya sendiri di dalam kamar selama berhari-hari tanpa memperhatikan kebersihan tubuhnya.
Fobia bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain karena akan menimbulkan serangan panik yang luar biasa. Berdasarkan penelitian, fobia bisa dipicu beberapa hal.
Menurut "Journal of Anxiety Disorders" tahun 2013, beberapa jenis fobia bisa merupakan sesuatu yang berhubungan dengan genetik. Sebagai contoh, ada kasus kembar yang diasuh terpisah dan berbeda lokasi bisa memiliki fobia yang sama.
Dilansir Verywell Mind, faktor lainnya adalah budaya. Contohnya adalah taijin kyofusho, fobia sosial yang muncul secara eksklusif di Jepang, yaitu takut menyinggung atau merugikan orang lain dalam situasi sosial. Penderitanya juga takut dipermalukan.
Selain itu ada pula faktor perilaku dan lingkungan. Banyak fobia yang dipicu oleh suatu peristiwa, baik yang diingat maupun tidak. Misalnya fobia anjing karena dulunya pernah diserang anjing.