ilustrasi makanan sumber zat besi (pixabay.com/Ananya440)
Menurut sebuah laporan dalam Journal of Nutrition and Health tahun 2014, otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transpor besi dan dipengaruhi oleh reseptor transferin.
Kadar besi dalam darah meningkat selama dalam pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat digantikan setelah dewasa. Kekurangan tersebut berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi dan sistem neurotransmiter.
Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang dan dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut, sehingga daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar menjadi terganggu.
Pada penelitian yang dimuat dalam jurnal tersebut, juga diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara asupan zat besi dengan fungsi motorik anak. Makin tinggi asupan zat besi anak, maka makin tinggi pula skor fungsi motorik yang dicapai. Sebaliknya, bila asupan zat besi rendah, maka skor fungsi motorik yang dicapai juga akan rendah.
Supaya tidak kekurangan zat besi, kamu bisa memenuhi asupannya dari lauk hewani sebagai sumber terbaik, seperti daging, ikan, dan telur, serta pada bahan nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuran hijau seperti katuk, bayam, serta daun kelor.