Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa magnesium punya peran krusial terhadap fungsi otak dan mood, serta kadarnya yang rendah dalam tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.
Sebuah studi dalam Journal of the American Board of Family Medicine tahun 2015 menganalisis 8.800 orang, menemukan bahwa orang-orang usia di bawah 65 tahun dengan kadar asupan magnesium yang rendah mengalami peningkatan risiko depresi sebanyak 22 persen.
Menurut laporan dalam jurnal Medical Hypotheses tahun 2006, beberapa ahli percaya bahwa rendahnya kandungan magnesium dalam makanan modern mungkin menyebabkan banyak kasus depresi dan gangguan mental lainnya. Meski begitu, temuan ini masih harus diteliti lebih lanjut.
Suplementasi magnesium berdasarkan beberapa studi mungkin dapat mengurangi gejala depresi, dan pada beberapa kasus hasilnya sangat signifikan.
Dalam uji coba terkontrol secara acak pada orang dewasa yang depresi, asupan 450 mg magnesium per hari meningkatkan suasana hati sama efektifnya dengan obat antidepresi, menurut sebuah laporan dalam jurnal Magnesium Research tahun 2008.
Itulah penjelasan tentang bagaimana peran penting magnesium dalam meredakan stres, kecemasan, bahkan gejala depresi. Jadi, yuk, penuhi asupan magnesium dalam pola makanmu sehari-hari!