Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Gak bisa dimungkiri sebagian besar orangtua pasti akan mengusahakan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan asupan gizi melalui makanan. Pasalnya asupan gizi yang seimbang penting, utamanya untuk mendukung tumbuh kembang mereka agar lebih optimal. Selain itu, nutrisi dibutuhkan untuk mendukung pembentukan fisik dan mental anak.
Masalahnya memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak sesuai usianya juga bukan hal yang mudah. Terkadang tanpa sengaja orangtua memberikan makanan tertentu karena alasan anak mulai suka. Padahal ada jenis makanan tertentu yang seharusnya belum diberikan pada anak usia dini. Sehingga meskipun kelihatannya sepele, dampaknya justru bisa berbahaya dalam jangka pendek maupun panjang.
Berikut empat jenis makanan yang sebaiknya jangan biasakan beri pada anak usia dini. Ikuti daftarnya jangan di skip, ya!
1. Minuman atau makanan yang tidak dipasteurisasi
ilustrasi susu (unsplash.com/mary skrynnikova 💛💙) Pada dasarnya memberikan makanan pada anak-anak usia balita atau (1-5 tahun) bisa dibilang gampang-gampang susah. Mudahnya orangtua mungkin bisa membuat pilihan makanan sendiri dengan proses memasak, tanpa harus mencari atau membuat makanan khusus. Meskipun begitu perlu diingat, tidak semua jenis makanan atau minuman boleh dikonsumsi oleh anak balita.
Salah satunya yaitu jenis minuman atau makanan yang tidak dipasteurisasi. Produk yang tidak dipasteurisasi artinya tanpa pengolahan atau masih mentah. Beberapa contohnya yaitu jus, susu, yogurt, atau keju yang tidak dipasteurisasi. Bukan hal sepele, jenis makanan atau minuman ini kalau dikonsumsi anak bisa berisiko terkena bakteri berbahaya. Yang mana bakteri tersebut bisa memicu diare parah.
2. Makanan dengan gula tambahan
ilustrasi cokelat (pixabay.com/AlexanderStein) Selain makanan yang tidak dipasteurisasi, anak-anak balita juga tidak dianjurkan konsumsi gula terlalu banyak atau makanan dengan gula tambahan. Pasalnya gula berlebihan bisa menjadi kalori tambahan yang bisa memicu obesitas, hingga menimbulkan risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya dalam jangka panjang. Menurut Central for Disease Control (CDC), Anak-anak di bawah usia 24 bulan harus menghindari gula tambahan. Periksa label fakta gizi untuk menemukan makanan tanpa tambahan gula.
Sedangkan American Heart Association (AHA) yang dilansir ABC News, merekomendasikan anak-anak dan remaja tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Batasan ini berlaku untuk mereka yang berusia 2-18 tahun. Penambahan gula erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada anak-anak melalui peningkatan asupan energi, peningkatan lemak dalam darah, dan obesitas.
Baca Juga: 5 Penyedap Rasa yang Gak Boleh Ditambahkan pada MPASI
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Makanan tinggi garam atau natrium
ilustrasi sosis (unsplash.com/rachel clark) Gak bisa dimungkiri garam menjadi bahan dapur yang penting, sebab bermanfaat untuk penambah rasa pada makanan. Meskipun begitu bagi anak-anak utamanya masih balita, sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak garam atau makanan yang tinggi garam. Beberapa diantaranya yaitu makanan kemasan, daging olahan seperti sosis, keripik dengan tambahan garam, makanan cepat saji, dsb. Hal ini juga bisa memicu risiko masalah kesehatan.
Melansir Mayo Clinic, Central for Disease Control (CDC) menyebut, sekitar 9 dari 10 anak mengonsumsi natrium lebih banyak dari yang direkomendasikan. Sumber utama kelebihan natrium adalah makanan olahan. Sedangkan, sekitar 1 dari 6 anak menderita tekanan darah tinggi selama masa kanak-kanak, yang mana masih menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
Maka dari itu penting sekali bagi orangtua untuk mengurangi asupan garam pada anak tersebut. Hal ini bisa dimulai dengan memeriksa label gizi untuk mengetahui jenis makanan dengan sedikit garam. Selain itu, kamu juga bisa membuat makanan olahan sendiri di rumah yang tentu lebih terjamin nilai gizinya.