Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Minuman boba atau bubble tea adalah minuman yang populer. Minuman ini terdiri dari teh, susu, sirup, dan mutiara tapioka yang kenyal. Rasanya manis serta ada banyak varian rasa yang bisa dipilih. Namun, apakah kamu tahu bahwa minuman boba bisa berpotensi bahaya untuk perempuan dengan PCOS?
PCOS atau polycystic ovary syndrome adalah gangguan hormonal yang menyebabkan kista di ovarium, siklus menstruasi yang tidak teratur, jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan sulit hamil.
PCOS juga berhubungan dengan resistansi insulin, yaitu kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Resistansi insulin akan meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan sindrom metabolik.
Apa hubungan antara minuman boba dan PCOS? Penjelasan di bawah akan menjawab pertanyaanmu.
1. Minuman boba mengandung gula yang tinggi
ilustrasi minuman boba (pexels.com/Ngoc Binh Ha) Salah satu penyebab utama resistansi insulin adalah konsumsi gula yang berlebihan. Gula bisa meningkatkan kadar insulin dan gula darah dalam tubuh, yang dapat memicu peradangan, stres oksidatif, dan ketidakseimbangan hormon. Minuman boba mengandung gula yang sangat tinggi, baik dari sirop, susu, maupun mutiara tapioka.
Menurut The Public Health Advocate, satu gelas minuman boba dapat mengandung sekitar 38 gram gula, yang setara dengan 7,6 sendok teh gula.
Padahal, menurut Kementerian Kesehatan, rekomendasi gula harian sebaiknya tidak lebih dari 50 gram/hari atau setara dengan 4 sendok makan.
2. Minuman boba mengandung susu yang tinggi lemak
ilustrasi minuman boba (pexels.com/RDNE Stock project) Susu adalah salah satu bahan utama dari minuman boba. Susu bisa memberikan rasa creamy dan lembut pada minuman boba. Namun, susu yang digunakan bisa berupa kental manis atau susu bubuk yang mengandung banyak lemak dan gula.
Lemak jenuh yang terkandung dalam susu bisa meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung.
Selain itu, susu tertentu juga bisa meningkatkan kadar insulin dan hormon IGF-1, yang dapat merangsang pertumbuhan kista di ovarium.
Baca Juga: Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOS
3. Minuman boba mengandung pewarna dan perasa buatan
ilustrasi minuman boba (flickr.com/jencu) Minuman boba memiliki berbagai varian rasa, seperti cokelat, taro, matcha, mangga, dan lain-lain. Rasa-rasa ini bisa berasal dari pewarna dan perasa buatan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Menurut National Cancer Institute, pewarna dan perasa buatan mengandung zat kimia yang berpotensi berbahaya bagi tubuh, seperti aspartam, asesulfam K, sukralosa, dan natrium benzoat.
Zat-zat tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan, alergi, sakit kepala, dan gangguan saraf.
Pewarna dan perasa buatan juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, yang berperan penting dalam kesehatan hormonal dan imun.
Pewarna dan perasa buatan juga dapat memengaruhi keseimbangan bakteri usus. Bakteri usus memainkan peran penting dalam kesehatan hormonal dan imun. Namun, efek pewarna dan perasa buatan terhadap bakteri usus masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
4. Minuman boba mengandung kafein
ilustrasi minuman boba (commons.wikimedia.org/Suiren2022) Minuman boba yang berbasis teh, seperti teh hijau, teh hitam, atau teh oolong, mengandung kafein.
Kafein adalah zat stimulan yang dapat meningkatkan energi, konsentrasi, dan mood. Namun, kafein juga memiliki efek negatif bagi perempuan dengan PCOS, seperti:
- Meningkatkan kadar kortisol, hormon stres, yang bisa menyebabkan peradangan.
- Mengganggu siklus menstruasi, ovulasi, dan kesuburan.
- Menyebabkan kecanduan, sakit kepala, gelisah, dan insomnia.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah yang wajar, terutama bagi perempuan dengan PCOS. Selain itu, mempertimbangkan untuk memilih varian boba yang lebih sehat juga bisa menjadi pilihan yang baik.