TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Faktor yang Bisa Mengubah Rasa ASI, Kebiasaan Ibu Berpengaruh

Bisa dari makanan hingga kondisi medis yang dialami ibu

ilustrasi ibu menyusui dan bayinya (pexels.com/Sarah Chai)

Secara umum, ASI memiliki rasa yang manis dan creamy. Ini karena air susu ibu mengandung tinggi laktosa yang bisa memberi rasa manis dan lemak yang membuat teksturnya creamy. Namun, rasa ASI juga dapat berubah-ubah seiring waktu karena satu dan lain hal.

Perubahan rasa ASI terkadang mungkin tidak terlalu menjadi perhatian bagi orangtua. Namun, bayi sering kali dapat merasakannya dengan memberikan beberapa tanda seperti mimik wajah yang aneh setelah menyusu hingga mogok menyusu. Menariknya, perubahan rasa ASI ini juga berkontribusi dalam mengembangkan preferensi rasa si kecil di masa depan, lho.

Nah, ternyata ada sejumlah faktor yang bisa mengubah rasa ASI. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya pada ulasan berikut.

1. Pola makan ibu

ilustrasi pilihan makanan (pexels.com/Andres Ayrton)

Pola makan atau jenis makanan tertentu yang dikonsumsi ibu adalah hal paling umum yang bisa mengubah rasa ASI. Makanan bisa sangat memengaruhi rasa ASI, terutama makanan dengan rasa yang kuat, seperti misalnya bawang putih. Jika ibu menyusui memiliki rutinitas makan makanan berempah seperti bawang putih atau konsumsi makanan pedas, maka ASI dapat memiliki rasa dan aroma yang sedikit pedas dan berbau bawang putih.

Sebuah studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2019 juga melaporkan, ada beberapa makanan yang sering kali umum memberi rasa pada ASI. Di antaranya, bawang putih, wortel, jintan, adas manis, mint, kayu putih, dan alkohol.

Masing-masing makanan bisa memengaruhi ASI dalam waktu yang berbeda. Contohnya, rasa biji jintan biasanya mencapai puncaknya pada ASI setelah 2 jam konsumsi. Rasa daun mint, konsentrasinya lebih rendah di awal dan meningkat setelah 6 jam konsumsi. Sementara itu, rasa wortel biasanya akan mencapai ASI setelah beberapa hari setelah konsumsi berulang kali. Tak hanya itu, jika ibu mengonsumsi bahan tambahan dalam makanan seperti minyak tengik atau air kaya tembaga dan besi juga bisa membuat rasa ASI lebih asam dan berbau.

2. Hormon

ilustrasi ibu menyusui menggunakan nursing cover (pexels.com/RDNE Stock project)

Perubahan kadar hormon juga dapat memengaruhi rasa ASI. Hal ini biasanya terjadi ketika ibu sudah mulai mendapatkan menstruasi kembali setelah melahirkan atau kehamilan baru. Dalam beberapa laporan, bayi sering kali merespons ASI dengan berbeda pada saat-saat ini dan cenderung menyapih dirinya sendiri karena perubahan rasa ASI. Namun, jika ibu ingin terus menyusui si kecil selama kehamilan, ini akan tetap aman, kok.

Baca Juga: Berapa Lama ASI Bertahan di Suhu Ruangan dan Tidak Rusak?

3. Mastitis

ilustrasi bayi menyusu (pexels.com/Jonathan Borba)

Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang cukup umum dialami ibu menyusui. Penyebabnya beragam, seperti penyumbatan saluran susu atau pun infeksi bakteri. Selain menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu, kondisi medis ini ternyata juga dapat memengaruhi rasa ASI.

Mastitis dapat membuat rasa ASI menjadi asin dan kuat. Dalam jurnal Breastfeeding Medicine tahun 2024 juga dijelaskan, mastitis dapat mengubah komposisi biokimia susu, yaitu menyebabkan peningkatan kandungan natrium dan klorida serta penurunan kadar laktosa. Oleh sebab itu, rasanya akan cenderung lebih asin. Tidak heran, saat ibu mengalami mastitis, bayi sering kali menjadi enggan menyusu.

4. Obat-obatan

ilustrasi minum obat (pexels.com/JESHOOTS.com)

Beberapa obat dapat larut dalam ASI dan mengubah rasanya. Ini termasuk obat hipertensi, antihistamin, obat dekongestan, narkotika, dan diuretik. Namun, penggunaannya dalam jumlah aman biasanya juga aman atau tidak menimbulkan efek buruk bagi bayi. Jadi, tidak perlu khawatir untuk tetap menyusui meskipun ibu harus mengonsumsi obat-obatan tertentu.

5. Merokok

ilustrasi merokok (pexels.com/cottonbro studio)

Kebiasaan merokok pada ibu menyusui juga dapat memengaruhi rasa pada ASI. Dalam studi yang dimuat The New England Journal of Medicine tahun 1998, dilaporkan bahwa merokok dapat mengubah rasa dan bau ASI.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa merokok dapat membuat bau ASI menjadi lebih kuat dan mirip rokok. Begitu pula dengan rasa ASI yang jadi menyerupai rokok. Selain memengaruhi rasa, ini juga memungkinkan paparan nikotin pada bayi sejak dini yang tidak baik buat perkembangannya. Itulah kenapa merokok saat menyusui sebaiknya sangat dihindari. 

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya