TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amankah Makan Cumi-cumi Mentah?

Dianggap lebih lezat, tetapi apakah aman?

ilustrasi cumi-cumi mentah (freepik.com/rawpixel)

Cumi-cumi adalah makanan laut yang populer di seluruh dunia. Cumi-cumi enak, serbaguna, dan relatif murah. Ini juga cocok disajikan dengan cara dipanggang, dibakar, direbus, dan dikukus.

Namun, ada juga yang lebih senang memakan cumi-cumi dalam bentuk mentah atau tanpa dimasak. Salah satu alasannya adalah karena seafood ini memiliki rasa yang lezat bahkan dalam bentuk mentahnya.

Misalnya, di Jepang cumi-cumi dimakan mentah sebagai sashimi. Yang lebih ekstrem lagi, di Thailand ada kuliner cumi-cumi dimakan hidup-hidup bersama dengan saus pedas. Kuliner ini dikenal sebagai "squid shot" dan sempat menjadi tren di TikTok pada akhir tahun 2022.

Sebelum ikut-ikutan tren, ada baiknya kamu mencari tahu terlebih dahulu keamanan makan cumi-cumi mentah. Apakah ini benar-benar aman ataukah ada risiko kesehatan serius yang mengintai?

1. Amankah makan cumi-cumi mentah?

Makan cumi-cumi mentah tidak aman bagi kesehatan. Bukan hanya cumi-cumi, tetapi makanan laut lainnya juga sebaiknya tidak dimakan mentah.

Dilansir Nation Thailand, mengonsumsi makanan laut mentah akan memungkinkan bakteri Vibrio parahaemolyticus masuk ke dalam tubuh.

Ini merupakan sejenis bakteri yang banyak ditemukan di lumpur laut. Jika bakteri ini masuk ke dalam tubuh, maka akan menyebabkan sakit perut, diare, dan keracunan makanan.

Dalam kasus yang serius, infeksi dapat menyebabkan tukak di lambung dan usus.

Selain bakteri, makanan laut mentah juga bisa mengandung parasit, seperti Anisakis spp. dan Diphyllobothrium. Parasit ini dapat menyebabkan mual, sakit perut, dan usus tersumbat.

2. Kejam bagi hewan

ilustrasi cumi-cumi segar (pixabay.com/Andreina Nacca)

Terlepas dari dampak buruk makan cumi-cumi mentah terhadap manusia, memakan cumi hidup-hidup merupakan bentuk kekejaman terhadap hewan.

Hewan ini akan merasakan sakit setiap kali bagian tubuhnya dilepas, terpotong, akibat kunyahan demi kunyahan. Belum lagi proses yang digunakan untuk mengonsumsi cumi-cumi tersebut.

Misalnya, di Thailand cumi-cumi hidup biasanya disajikan bersama saus pedas. Dilansir Mashable Sea, secara alami cumi-cumi akan mencoba menghirup cairan saus pedas.

Ini membuat cumi-cumi tersiksa karena seluruh tubuhnya terasa perih akibat saus pedas, sama seperti saat kamu mengoleskan cabai ke kulitmu yang terluka atau menghirup saus pedas.

Baca Juga: Infeksi Parasit: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Cara memasak cumi-cumi yang benar

Cara paling sehat dan manusiawi dalam mengonsumsi cumi-cumi adalah dengan memasaknya terlebih dahulu. Untuk membunuh bakteri dan parasit berbahaya, cumi-cumi harus dimasak secara menyeluruh dalam suhu di atas 70 derajat Celcius selama lebih dari dua menit. 

Untuk menambah rasa dan dosis vitamin C, mengutip dari Livestrong, kamu direkomendasikan untuk menambah perasan jus lemon di atas cumi-cumi yang sudah matang.

Sebaiknya, olah cumi-cumi dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, dibakar, atau ditumis karena lebih rendah lemak jenuh dan natriumnya dibandingkan dengan cumi goreng.

4. Manfaat cumi-cumi bagi kesehatan

ilustrasi cumi-cumi segar (freepik.com/topntp26)

Pada dasarnya, makan cumi-cumi memberikan banyak manfaat kesehatan. Ini karena makanan laut ini kaya akan nilai gizi. Berikut manfaat cumi-cumi dilansir The Health Site:

  • Nilai gizi: Cumi-cumi tinggi kandungan protein, mineral, dan rendah kalori. 
  • Tinggi protein dan rendah kalori: Cumi-cumi sangat baik bagi mereka yang ingin menambah asupan protein tanpa menambah berat badan. Satu porsi cumi-cumi 100 gram hanya mengandung 75kkal kalori. 
  • Tanpa karbohidrat: Siapapun yang sedang menjalani diet keto dapat memasukkan cumi ke dalam menu makanan karena tidak mengandung karbohidrat.
  • Sumber vitamin B12 dan B6: Vitamin ini dibutuhkan tubuh untuk kesehatan saraf dan darah serta untuk melindungi jantung dari stroke.
  • Sumber selenium dan vitamin E: Selenium bekerja dengan vitamin E dalam meningkatkan pertumbuhan dan kesuburan tubuh. Keduanya juga merupakan antioksidan yang diyakini berperan dalam melawan kanker dan membantu menghambat pertumbuhan tumor.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya