TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Puasa Memengaruhi Kualitas ASI?

Banyak ibu menyusui yang tetap ingin berpuasa

Apakah Puasa Memengaruhi Kualitas ASI? (pexels.com/William Fortunato)

Intinya Sih...

  • Ibu menyusui bisa memilih untuk berpuasa atau tidak, dengan mengganti puasa di kemudian hari atau membayar fidyah.
  • Puasa Ramadan tidak memengaruhi kualitas ASI dan energi yang dihasilkan oleh tubuh ibu menyusui.
  • Ada tips agar ibu menyusui bisa berpuasa dengan lancar, serta tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan.

Ibu menyusui termasuk salah satu golongan yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Jika kamu tidak berpuasa Ramdan karena menyusui, kamu bisa menggantinya dengan berpuasa di kemudian hari atau membayar fidyah. Meskipun demikian, banyak ibu menyusui yang memilih untuk tetap berpuasa Ramadan.

Keputusan berpuasa atau tidak berpuasa adalah keputusan pribadi. Jika kamu memutuskan untuk berpuasa, kamu mungkin bertanya-tanya apakah puasa memengaruhi kualitas ASI? Agar tidak bimbang, yuk simak informasi berikut ini.

1. Apakah puasa memengaruhi kualitas ASI

ilustrasi ibu menyusui bayinya (freepik.com/freepik)

Dijelaskan Baby Centre, tubuh akan tetap memproduksi ASI seperti biasanya meskipun kamu berpuasa. Selain itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramdan tidak memengaruhi kandungan energi dan makronutrien ASI. Juga, puasa tampaknya tidak memengaruhi berat badan ibu dan bayi. 

Tidak makan berjam-jam sejak matahari terbit hingga terbenam mungkin dapat mengurangi asupan kalori, tetapi hal ini tidak akan berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan.

Setelah tubuh membakar energi dari makanan terakhir, tubuh beradaptasi dan menggunakan energi dari simpanan berbeda. Tubuh membakar kalori dari simpanan gula darah terlebih dahulu, setelah mengubah simpanan lemak menjadi gula darah. Ini akan membantu ibu menyusui tetap berenergi dan bisa memprduksi ASI sampai waktu makan berikutnya.

2. Tips untuk ibu yang menyusui saat berpuasa

ilustrasi sahur (pexels.com/ Sami Abdullah)

Berikut adalah tips untuk perempuan agar bisa berpuasa dan menyusui dengan lancar:

  • Buatlah catatan harian tentang apa yang kamu makan dan minum sepanjang malam, sehingga kamu dapat memastikan bahwa dirimu mendapatkan makanan sehat dan bergizi seimbang.
  • Minumlah banyak air saat berbuka puasa, tetapi jangan terlalu banyak sehingga perutmu masih punya ruang untuk makan dan mendapatkan cukup kalori.
  • Jangan melewatkan sahur karena tubuh perlu menyimpan nutrisi sebanyak mungkin.
  • Pertimbangkan mengonsumsi suplemen vitamin untuk ibu menyusui.
  • Tetap tenang dan istirahat sebanyak yang kamu bisa sepanjang hari. Kamu mungkin akan merasa lebih baik jika tidur siang.
  • Jangan melakukan pekerjaan berat yang membutuhkan energi ekstra.
  • Jika kamu mulai melihat tanda-tanda dehidrasi, seperti sakit kepala, rasa haus, pusing, atau pingsan, segeralah batalkan puasa.
  • Dengarkan tubuh dan bicarakan dengan dokter jika kamu merasa tidak sehat.

Baca Juga: 6 Manfaat Puasa yang Jarang Diketahui Ibu Menyusui

3. Waspadai tanda dehidrasi

ilustrasi perempuan mengalami dehidrasi (freepik.com/rawpixel.com)

Dalam situasi dan iklim tertentu, ibu menyusui bisa saja berisiko mengalami dehidrasi saat berpuasa Ramadan.

Dehidrasi parah dapat mengurangi suplai ASI dan memerlukan perawatan medis segera. Mengetahui tanda-tanda dehidrasi akan membantumu menyadari kapan perlu membatalkan puasa dan mencari pertolongan medis.

Inilah tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai:

  • Merasa sangat haus.
  • Urine berwarna kuning gelap dan berbau tajam.
  • Jarang buang air kecil.
  • Merasa pusing atau sakit kepala.
  • Kelelahan.

Jika kamu melihat beberapa tanda ini, sebaiknya segera batalkan puasa dengan air. Jika kamu membutuhkan lebih banyak hidrasi, tambahkan gula dan garam ke dalam air atau minumlah minuman isotonik. Lalu, istirahatlah. Setelah setengah jam, jika kamu tidak merasa lebih baik, segera hubungi dokter.

4. Tanda-tanda bayi kurang mendapat ASI

ilustrasi bayi menangis (pexels.com/William Fortunato)

Kondisi ibu menyusui dan bayi berbeda-beda. Pada orang dengan kondisi tertentu, berpuasa bisa menyebabkan penurunan produksi ASI yang berpengaruh pada bayi.

Inilah beberapa tanda bayi tidak mendapatkan cukup ASI yang harus diperhatikan:

  • Bayi lesu atau tidur lebih lama dari biasanya. Ini harus menjadi perhatian ekstra pada bayi baru lahir karena mereka perlu ASI setiap 2–4 jam.
  • Waktu menyusui terlalu lama atau terlalu pendek. Jika bayi tidak mendapat cukup ASI, ia mungkin akan berhenti menyusu setelah beberapa menit. Atau, mereka mungkin terus mencoba selama lebih dari satu jam.
  • Pelekatan sangat menyakitkan atau tampaknya bayi belum melakukan pelekatan cukup dalam.
  • Bayi tidak pup atau warna urine tidak pucat.
  • Berat badan bayi tidak bertambah.

Jika kamu merasa bayi tidak mendapat cukup ASI, dapatkan dukungan menyusui dari dokter anak atau konsultan laktasi. Mereka dapat membantumu membuat rencana makan selama puasa, mengatasi masalah pelekatan, mengidentifikasi masalah mendasar, atau bahkan menyarankan untuk tidak berpuasa jika kondisimu tidak memungkinkan untuk berpuasa.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya