TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Bahaya Menahan Kencing saat Mudik, Carilah Toilet

Kandung kemih perlu dikosongkan setiap 3 jam

ilustrasi menahan kencing (freepik.com/Racool-studio)

Buang air kecil merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Namun, bukan berarti tempat untuk buang air kecil selalu tersedia.

Misalnya, saat kamu sedang berada dalam perjalanan menggunakan angkutan umum, kamu tidak bisa berhenti sewaktu-waktu untuk mencari toilet umum.

Mengosongkan kandung kemih secara teratur adalah bagian dari kesehatan yang baik dan dapat membantu menghindari ketidaknyamanan.

Dalam kebanyakan kasus, menahan kencing dalam waktu singkat tidak berbahaya. Namun, menahan buang air kecil dalam jangka waktu lama dan sering mengabaikan keinginan untuk buang air kecil dapat meningkatkan risiko banyak masalah kesehatan. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan menahannya lebih lama dari yang diperlukan.

Berikut ini daftar potensi bahaya menahan kencing saat mudik.

1. Nyeri

Terlalu lama mengabaikan keinginan untuk kencing bisa memicu nyeri atau ketidaknyamanan pada kandung kemih atau ginjal.

Ketika kamu akhirnya menemukan toilet, buang air kecil juga bisa terasa sakit. Otot-otot juga mungkin tetap terkepal sebagian setelah kencing, yang dapat menyebabkan kram panggul.

2. Infeksi

ilustrasi buang air kecil (freepik.com/freepik)

Kencing juga membantu menghilangkan bakteri di uretra, yaitu saluran yang mengangkut urine dari kandung kemih saat dikosongkan.

Menahan kencing terlalu lama memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak dan menetap di kandung kemih. Pada akhirnya, ini bisa menyebabkan infeksi.

3. Kandung kemih meregang

Menahan keinginan untuk buang air kecil dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kandung kemih meregang dan menjadi lemah.

Biasanya, saat urine memenuhi kandung kemih, kandung kemih akan meregang. Lalu, begitu urine dikeluarkan dari tubuh, kandung kemih akan kembali ke bentuk aslinya.

Jika kandung kemih terus-menerus meregang akibat menahan urine, ada kemungkinan kandung kemih tidak dapat kembali ke bentuk aslinya. Dalam kasus yang parah, kamu mungkin saja memerlukan kateter untuk buang air kecil.

Baca Juga: Kenapa Bisa Ada Lendir dalam Air Kencing?

4. Kandung kemih terlalu aktif

ilustrasi seseorang sedang menahan buang air kecil (freepik.com/jcomp)

Menahan keinginan untuk ke kamar mandi juga bisa menyebabkan sindrom kandung kemih overaktif. Kondisi ini dialami jutaan orang di seluruh dunia dan ditandai dengan keinginan tiba-tiba untuk buang air kecil yang tidak dapat dikendalikan. 

Pada beberapa orang, kandung kemih yang terlalu aktif bisa menyebabkan kebocoran urine. Sementara itu, pada sebagian lainnya, mereka mungkin memiliki keinginan untuk kencing, tetapi saat sampai di toilet, tidak ada urine yang keluar sama sekali.

5. Kerusakan otot dasar panggul

Sering mengabaikan keinginan buang air kecil bisa membahayakan otot dasar panggul. Salah satu otot yang terkena dampaknya adalah sfingter uretra. Sfingter uretra adalah otot yang menjaga uretra tetap tertutup guna mencegah urine keluar.

Jika otot ini rusak, kamu dapat mengalami inkontinensia urine. Untungnya, melakukan latihan dasar panggul, seperti Kegel, dapat memperkuat otot-otot tersebut dan memperbaiki atau mencegah kebocoran urine.

6. Masalah ginjal

ilustrasi sakit ginjal (freepik.com/wayhomestudio)

Saat kamu menahan kencing dengan mengontraksikan sfingter terhadap kandung kemih yang sudah tegang, dinding kandung kemih akan menebal dan merusak mekanisme aliran normal urine dari ginjal ke kandung kemih. Ini selanjutnya meningkatkan risiko infeksi dan menyebabkan masalah ginjal dan kandung kemih dalam jangka panjang.

Salah satu masalah yang banyak terjadi adalah batu ginjal. Batu ginjal terbentuk saat produk limbah dalam tubuh menumpuk dan berkembang menjadi kristal. Batu ginjal paling sering disebabkan kurang minum dan menahan kencing.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya