Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Lebaran identik dengan berbagai makanan lezat, seperti ketupat, opor ayam, sambel krecek, kue kering, sirop, dan sebagainya. Rugi rasanya jika kita tidak mencicipi hidangan Lebaran.
Namun, bagi ibu hamil, sebaiknya tetap berhati-hati saat mencicipi hidangan Lebaran. Sebab, saat hamil, segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut akan dibagikan kepada bayi yang sedang tumbuh.
Beberapa jenis makanan yang tidak membahayakan ibu, bisa saja membahayakan si kecil. Jadi, penting untuk berhati-hati dalam memilih hidangan untuk dimakan.
Di sini akan dibahas apa saja hidangan Lebaran yang sebaiknya dibatasi oleh ibu hamil.
1. Makanan ultra proses
Saat bersilaturahim ke rumah orang-orang, kamu mungkin akan disuguhi dengan makanan ultra proses. Misalnya, keripik, minuman kemasan, kue-kuean, biskuit, sosis, permen, dan sebagainya.
Makanan ultra proses mungkin tampak menggoda, tetapi sering kali minim kandungan nutrisi penting yang dibutuhkan selama kehamilan. Jenis makanan ini penuh dengan kalori ekstra, gula, dan lemak tidak sehat, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan tidak sehat.
Penambahan berat badan berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi saat melahirkan dan kemungkinan obesitas pada masa kanak-kanak.
2. Jus segar
ilustrasi jus jeruk (pexels.com/Zhengdong Hu) Jus segar mungkin tampak sehat, tapi perempuan hamil sebaiknya memilih jus yang dipasteurisasi. Sebab, jus segar yang tidak dipasteurisasi kemungkinan terkontaminasi bakteri berbahaya, seperti Salmonella dan E. coli.
3. Buah dan sayuran yang tidak dicuci
Buah-buahan dan beberapa jenis sayuran juga kerap dijadikan suguhan Lebaran. Jika kamu ingin memakannya, pastikan buah dan sayuran ini telah dicuci bersih terlebih dahulu.
Sebab, permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau dikupas mungkin telah terkontaminasi bakteri dan parasit, seperti Toksoplasma, E. coli, Salmonella, dan Listeria.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala saat terinfeksi toksoplasma. Namun, pada ibu hamil, parasit dapat melewati plasenta dan menyebabkan bayi mengalami kehilangan penglihatan dan kesulitan belajar di kemudian hari.
Untuk meminimalkan risiko infeksi, buah dan sayur harus dicuci bersih lalu dikupas atau masak sebelum dimakan.
Baca Juga: 7 Penyebab Tertular Toksoplasma yang Perlu Kamu Tahu, Hati-hati!
4. Daging yang tidak matang sempurna
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi sate dan lontong (unsplash.com/K Azwan) Lebaran identik dengan olahan daging, seperti opor, sate, soto, tongseng, bahkan steak. Penting diketahui bahwa ibu hamil hanya boleh mengonsumsi daging yang dimasak hingga matang sempurna.
Sebab, daging yang kurang matang berpotensi mengandung parasit Toxoplasma atau bakteri Salmonella yang berbahaya bagi janin yang sedang berkembang. Masak semua daging dan unggas hingga tidak ada bekas warna merah jambu.
Selanjutnya, cuci semua permukaan dan peralatan secara menyeluruh setelah menyiapkan daging mentah. Gunakan talenan dan pisau terpisah. Penting juga untuk mencuci tangan setelah menyentuh daging mentah.
5. Makanan yang sudah terlalu lama didiamkan
Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada makanan yang terlalu lama didiamkan di ruang terbuka. Karena alasan ini, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang terlalu lama didiamkan.
Untuk memastikan makanan yang kamu konsumsi aman untukmu dan bayi, simpanlah makanan dingin pada suhu di bawah 4 derajat Celcius dan makanan panas pada suhu 60 derajat Celcius. Buang semua makanan yang sudah didiamkan lebih dari dua jam.
6. Kue
ilustrasi kue kering (pexels.com/Cats Coming) Kue aman dimakan oleh ibu hamil asalkan adonannya matang sempurna. Sebaliknya, jika ada adonan yang masih mentah, ada potensi kontaminasi bakteri Salmonella yang berbahaya bagi ibu hamil.
Telur biasa ditambahkan ke dalam adonan kue. Telur mentah sendiri mempunyai risiko keamanan pangan, khususnya Salmonella, bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang cukup parah.
Oleh sebab itu, ibu hamil juga biasanya disarankan untuk menghindari telur setengah matang dan makanan lain yang mengandung telur mentah.