TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Makanan yang Perlu Dihindari Pasien Gangguan Bipolar

Bisa mengganggu pengobatan yang dijalani

ilustrasi makan makanan manis (freepik.com/wayhomestudio)

Tidak diragukan lagi, mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa pola makan yang buruk juga dapat berkontribusi pada episode suasana hati pada gangguan bipolar. Pola makan tertentu dapat membantu mengatasi episode manik/mania.

Ditambah, individu dengan gangguan bipolar memiliki prevalensi tinggi terhadap berbagai kondisi kronis, seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Jadi, memilih makanan yang sehat sangatlah penting bagi pasien gangguan bipolar.

Untuk membantu mengelola kondisinya, orang dengan gangguan bipolar sebaiknya menghindari makanan berikut.

1. Kafein

ilustrasi kopi (pexels.com/Alex Fu)

Minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi, adalah stimulan sehingga dapat memicu episode mania. Terlebih, kafein dapat mengganggu tidur, yang bisa memperparah gangguan suasana hati dan mania pada pasien dengan gangguan bipolar.

Sebuah tinjauan sistematis mencatat bahwa efek stimulan kafein mungkin bertanggung jawab memicu gejala mania pada beberapa orang, dan mengubah cara metabolisme obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar (Bipolar Disorder, 2021).

2. Makanan tinggi lemak

ilustrasi daging merah (freepik.com/mdjaff)

Pengidap gangguan bipolar juga perlu menghindari makanan tinggi lemak, seperti daging merah dan gorengan. Pasalnya, menurut WebMD, makanan tinggi lemak dapat menunda waktu penyerapan beberapa obat untuk gangguan bipolar. 

Terlebih, pola makan tinggi lemak dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Mengonsumsi lebih sedikit lemak jenuh dan karbohidrat sederhana dapat membantu kesehatan secara keseluruhan dan diharapkan memperbaiki gejala gangguan bipolar.

3. Alkohol

ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Picography)

Alkohol dapat memengaruhi perubahan suasana hati pada orang dengan gangguan bipolar dan dapat berinteraksi secara negatif dengan obat-obatan seperti litium, menurut National Alliance on Mental Illness

Menurut penelitian yang menganalisis data lebih dari 11.000 orang dengan gangguan bipolar, mereka lebih mungkin meninggal dini jika mereka menggunakan alkohol atau zat lain (The Lancet Psychiatry, 2015).

Baca Juga: Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?

4. Jeruk limau gedang

ilustrasi jeruk bali (pixabay.com/uroburos)

Pengidap bipolar harus berbicara dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu tentang makan jeruk limau gedang (grapefruit). Pasalnya, mengonsumsi jeruk limau gedang dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam memecah obat tertentu.

Bukan hanya itu, makan jeruk limau gedang juga dapat menyebabkan efek samping yang serius karena obat dimetabolisme lebih lambat dan menyebabkan peningkatan kadarnya dalam darah.

Penting untuk berbicara dengan dokter tentang obat-obatan yang kamu konsumsi sebelum makan jeruk limau gedang atau meminum jusnya.

5. Garam

ilustrasi garam (pixabay.com/mkupiec7)

Jika pengidap gangguan bipolar menggunakan obat litium untuk mengobati kondisinya, maka ia perlu memantau asupan garamnya dengan hati-hati. Pasalnya, mengutip dari Longdom Publishing, peningkatan atau penurunan jumlah natrium yang dikonsumsi secara tiba-tiba dapat memengaruhi kadar litium. 

Orang yang mengonsumsi litium harus menghindari diet rendah natrium dan dehidrasi lantaran memicu peningkatan risiko toksisitas litium. Konsultasikan dengan dokter tentang cara mengelola kandungan garam dalam makanan dengan aman agar tetap dalam kisaran sehat.

6. Makanan ultra proses

ilustrasi keripik kentang (pixabay.com/avantrend)

Makanan olahan mengandung sedikit nutrisi, tetapi tinggi kandungan kalori, gula, lemak dan garam. Selain itu, makanan olahan biasanya diberi bahan tambahan dan pengental untuk meningkatkan rasa dan memperbaiki tekstur makanan.

Beberapa contoh makanan ultra proses meliputi keripik kentang, es krim, minuman manis, permen, kentang goreng, kue kering, kue, muffin, dan donat.

Diterangkan dalam laman Verywell Mind, pola makan tinggi karbohidrat olahan mungkin dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula dapat memicu kelebihan asupan kalori dan penambahan berat badan. Kelebihan berat badan telah terbukti menurunkan efektivitas pengobatan untuk gangguan bipolar.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya