TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Jiwa yang Sakit Berdampak pada Fisik, Jadi Beban Pikiran! 

Jiwa yang sakit bisa berakibat buruk pada kesehatan fisikmu

ilustrasi sakit (pexels.com/pixabay)

Dengan memahami hubungan erat antara kesehatan jiwa dan fisik, penting untuk mengambil tindakan preventif untuk merawat keduanya secara seimbang. Ini mencakup memprioritaskan kesehatan mental melalui manajemen stres, dukungan sosial, dan pencarian bantuan profesional jika diperlukan. Dengan demikian, dapat menciptakan fondasi kesehatan holistik yang mendukung kesejahteraan baik jiwa maupun tubuh.

Kesehatan mental dan fisik seringkali dianggap sebagai dua entitas terpisah, namun kenyataannya, keduanya saling terkait dan saling memengaruhi. Jiwa yang sakit dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik seseorang.

Berikut adalah lima alasan mengapa kondisi mental yang buruk dapat berdampak pada tubuh.

1. Stres meningkatkan risiko penyakit fisik

ilustrasi sakit (pexels.com/pixabay)

Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis dapat berkontribusi pada penyakit jantung, diabetes, dan gangguan autoimun.

Stres yang berkepanjangan dapat memicu aktivasi berlebihan dari sistem saraf otonom, yang mengatur respons "berlawanan atau melarikan diri" tubuh. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, dan ketegangan otot, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada penyakit kardiovaskular.

2. Gangguan tidur dan gangguan mental

ilustrasi sakit (pexels.com/pixabay)

Jiwa yang tidak seimbang seringkali berhubungan dengan gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur terlalu banyak. Gangguan tidur ini dapat merugikan kesehatan fisik, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan gangguan lainnya.

Gangguan mental seperti kecemasan atau depresi dapat memengaruhi sistem pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah seperti sindrom usus iritabel (IBS), gangguan makan, atau gangguan penyerapan nutrisi karena perubahan dalam pola makan atau aktivitas usus.

Baca Juga: 5 Manfaat Positif dari Menulis Surat Tangan, Pereda Stres!

3. Perubahan pola makan yang tidak sehat

ilustrasi sakit (pexels.com/pixabay)

Beberapa orang merespon stres atau depresi dengan mengubah pola makan mereka. Beberapa mungkin mengonsumsi makanan berlebihan sebagai bentuk menghadapi stres, sementara yang lain mungkin kehilangan nafsu makan. Kedua perilaku ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, termasuk obesitas atau kekurangan gizi.

Orang yang mengalami stres atau depresi mungkin cenderung mengambil keputusan yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau menghindari aktivitas fisik. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker, penyakit hati, dan masalah kesehatan lainnya.

 

4. Menurunnya sistem kekebalan tubuh

ilustrasi sakit (pexels.com/pixabay)

Kondisi mental yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Ini karena stres kronis dapat mengurangi jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan alami tubuh.

Kesehatan mental yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Hormon stres seperti kortisol dapat menghambat fungsi normal sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi.

Verified Writer

febi wahyudi

Menyukai dunia tulis menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya