TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Telur Dadar Picu Diabetes dan Kanker?

Jangan langsung percaya!

ilustrasi telur dadar sarden (pexels.com/adrian vieriu)

Tayangan YouTube yang diunggah akun kasisolusi menuai debat publik karena menyebut telur dadar bisa memicu diabetes dan kanker.

Podcast tersebut menghadirkan Iwan Benny Purwowidodo, selaku founder Konsep Karnus dan dr. Ary Yanuar Rahmanto, M.Si.

Baca Juga: Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Klaim telur dadar sebabkan kanker dan diabetes, benar atau tidak?

Ilustrasi telur ceplok (unsplash.com/nate_dumlao)

Dalam podcast tersebut, dikatakan bahwa telur diketahui memiliki dua zat, avidin (putih telur) dan biotin (kuning telur).

Avidin akan bertindak seperti antibodi yang melindungi biotin. Sementara itu, biotin punya tugas memotong atau mengubah tiga asam lemak di dalam minyak yang ada dalam kuning telur.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa kuning telur tinggi akan kolesterol dan minyak, sedangkan protein ada dalam putih telur.

Saat memakan asam lemak, itu akan diproses oleh sel menjadi dua karbon. Kenapa menjadi ke arah kanker, diabetes, hipertensi, dll.? Dikatakan bahwa saat memakan asam lemak, banyak rantai ganjil ada dalam kuning telur.

Jika memasak telur dengan cara didadar, maka avidin akan mengikat biotin, sehingga manfaat dari kuning telur sudah tidak ada lagi, terlebih cara memasaknya dengan digoreng.

Tubuh jadi kurang biotin, sehingga menjadi tidak seimbang dengan jumlah trigliserida (lemak yang ada di dalam telur) yang menyebabkan oksidasi parsial.

Pembakaran minyak di dalam darah mengakibatkan adanya senyawa baru malondialdehyde (MDA) yang akan merampas elektron pada DNA, sehingga terjadilah risiko kanker.

Dalam hal telur dadar menyebabkan diabetes, dikatakan bahwa konsep lemak yang macet karena kekurangan biotin, yang akan terkena oksigen dalam darah dan kemudian terbakar.

Dia akan dimakan sistem imum dan menjadi plak. Plak adalah sel imun yang memakan lemak terbakar di dalam pembuluh darah. Begitu ada kelukaan mikro di dalam alirah darah, maka itu akan memakan sel imun.

Lama-lama akan membengkak yang akhirnya membuat penyumbatan, Jika sudah terjadi penyumbatan, banyak potensi penyakit yang datang. Penyumbatan yang menutup reseptor insulin pada sel otot akan menjadi diabetes.

Jadi, apakah benar klaim telur dadar dapat menyebabkan kanker dan diabetes? Kabar baiknya itu tidak benar! Berikut ini penjelasan dari ahli gizi.

Tidak menyebabkan diabetes dan kanker

ilustrasi membuat telur dadar (pexels.com/Sarah Chai)

Tidak ada hubungannya telur dadar bisa memicu diabetes dan kanker, kata ahli gizi Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz., MQM.

"Tidak ada hubungannya. Makanan kalau sudah sampai lambung, semuanya akan bercampur jadi satu," tegas Dr. Arif kepada IDN Times.

Ia mengatakan bahwa tidak benar jika telur dadar bisa memicu diabetes melitus. Justru kaitannya dengan penggunaan minyak yang dipakai untuk memproses telur dadar.

"Kaitannya mungkin lebih ke minyak yang digunakan dalam menggoreng telur tersebut. Jika minyaknya jelek dan digunakan berulang-ulang, maka dapat memberikan kandungan asam lemak trans," katanya.

Hal ini akan memicu kolesterol dan low-density lipoprotein (LDL) naik, sehingga terjadi radikal bebas dan bisa menyebabkan sakit radang tenggorokan.

Orang-orang dengan diabetes diperbolehkan konsumsi telur dadar karena telur adalah salah satu sumber protein hewani terbaik. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Kita harus memperhatikan cara pengolahan yang benar dan sehat," Dr. Arif menambahkan.

Telur, meskipun memiliki kandungan kolesterol, tetapi jumlahnya tidak akan mampu memberikan dampak risiko kanker ataupun diabetes pada pengonsumsinya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya