Gangguan Mental akibat Gagal Nyaleg, Halusinasi sampai Depresi
Penyebabnya karena ekspektasi terlalu tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada 14 Februari 2024 lalu, banyak berseliweran di media sosial calon anggota legislatif (caleg) yang gagal dan mengalami gangguan kesehatan mental.
Ini bukanlah fenomena baru. Bahkan, untuk mengantisipasi masalah ini, Kementerian Kesehatan menyiapkan layanan gangguan kejiwaan di beberapa rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum yang punya layanan kesehatan jiwa seandainya ada yang harus dirawat karena masalah kejiwaan pasca Pemilu.
Dokter spesialis kesehatan jiwa Eka Hospital BSD, dr. Lidya Heryanto, SpKJ, memberi penjelasan tentang apa saja alasan caleg gagal bisa mengalami gangguan mental dalam sesi Health Talk by IDN Times dengan topik "Gangguan Mental akibat Gagal Nyaleg, Kok Bisa?".
Baca Juga: 7 Gangguan Kesehatan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan
1. Ekspektasi yang tinggi
Gangguan kesehatan mental yang dialami caleg kemungkinan karena mereka telah menaruh ekspektasi yang tinggi atas pencalonannya. Belum lagi karena faktor lain, seperti lingkungan yang memberikan banyak tuntutan.
"Terkadang kita membentuk ekspektasi ya, tapi ternyata itu tidak sesuai realitas. Dia menganggap kegagalan adalah suatu malapetaka atau akhir dari hidup. Itu saja sudah menjadi pola pikir yang salah," kata dr. Lidya.
Para caleg akan menyalahkan dirinya sendiri, menarik diri, insecure, bahkan ovethinking. Masalah ini jika tidak diatasi bisa menyebabkan gangguan mental di kemudian hari.
Terlebih jika orang tersebut memiliki kerentanan secara genetik, maka gagal nyaleg ini akan menjadi pencetus terjadinya gangguan kesehatan mental lainnya, seperti skizofrenia.