TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Harus Dilakukan setelah Suntik Botox agar Hasilnya Maksimal

Salah satunya adalah menghindari aktivitas berat

ilustrasi suntik Botox (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Botox atau botoks adalah perawatan kosmetik yang populer untuk menghaluskan kerutan. Selain itu, Botox juga bisa dimanfaatkan menangani kondisi medis, misalnya migrain.

Apa pun tujuan kamu mendapatkan Botox, ada beberapa tips penting setelah perawatan yang dapat membantu mencegah memar dan memastikan kamu mendapatkan hasil yang maksimal.

Apa itu Botox?

Botox sebenarnya adalah istilah payung untuk persiapan toksin botulinum yang berbeda. Jika digunakan dengan tidak benar, ini bisa sangat berbahaya. Ini karena toksin ini bekerja dengan cara menghalangi fungsi saraf.

Jika digunakan terlalu banyak, ini bisa berbahaya. Namun, bila digunakan dalam dosis kecil dan encer atau sesuai arahan dokter dapat membantu kondisi otot tertentu.

Dokter dapat menyuntikkan Botox untuk melumpuhkan otot tertentu dan memblokir saraf yang salah arah. Efeknya bisa bertahan hingga satu tahun.

Botox juga banyak digunakan dalam pengobatan estetika karena dapat membantu mengendurkan otot-otot di bawahnya untuk memungkinkan penampilan yang lebih halus dan lebih "muda". Ini telah digunakan seperti ini selama hampir 30 tahun, dengan cepat menjadi salah satu prosedur nonbedah paling populer di banyak negara.

Penggunaan Botox

ilustrasi injeksi Botox (unsplash.com/Sam Moghadam Khamseh)

Botox umumnya dikenal sebagai prosedur kosmetik. Namun, ini telah dikembangkan sebagai perawatan medis dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati kondisi seperti:

  • Migrain kronis.
  • Kandung kemih yang terlalu aktif.
  • Kejang kelopak mata.
  • Spastisitas pada tungkai atas.
  • Mata juling.
  • Keringat berlebihan pada ketiak.
  • Nyeri leher yang ekstrem.

Botox bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi kerutan wajah. Ini hanya disetujui untuk digunakan di sekitar mata dan dahi, tetapi bisa juga digunakan untuk merawat area dagu dan mulut.

Prosedur Botox

Prosedur Botox biasanya cepat, mudah, dan relatif terjangkau. Sebaiknya hindari alkohol selama seminggu menjelang hari prosedur injeksi Botox. Hindari pula minum obat antiinflamasi atau aspirin selama dua minggu sebelumnya. Ini dapat membantu mencegah memar. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Saat hari prosedur, dokter akan melarutkan sedikit toksin botulinum bubuk ke dalam larutan saline (campuran garam dan air). Dokter kemudian akan membersihkan area yang akan diinjeksi sebelum menyuntikkan jarum yang sangat tipis. Kamu tidak membutuhkan anestesi jenis apa pun untuk prosedur Botox.

Kamu mungkin diminta dokter untuk menggerakkan beberapa atau semua otot di area yang disuntikkan untuk membantu dokter menemukannya. Satu sesi umumnya memakan waktu sekitar 10 menit, tetapi mungkin lebih lama jika prosedurnya mencakup area yang lebih luas.

Botox umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh profesional yang berpengalaman dan kompeten. Jadi, beri diri kamu waktu untuk riset untuk memastikan kamu memilih dokter terbaik untuk prosedur tersebut. Seperti prosedur medis lainnya, prosedur Botox pun menyimpan efek samping. Efek samping yang umum dilaporkan antara lain:

  • Gejala mirip flu.
  • Sakit kepala.
  • Memar dan bengkak di area injeksi.
  • Kelopak mata atau alis turun.
  • Senyum miring.
  • Meneteskan air liur.
  • Mata kering atau saluran air mata yang terlalu aktif.

Baca Juga: Bagaimana Suntik Botox dapat Menyamarkan Kerutan di Wajah?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya