TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Manfaat Puasa untuk Lambung yang Wajib Kamu Tahu

Mengurangi gejala penyakit GERD

ilustrasi kesehatan lambung (freepik.com/wayhomestudio)

Puasa Ramadan diketahui memberikan berbagai dampak baik buat kesehatan. Sejumlah penelitian mengungkap bahwa puasa Ramadan bisa meningkatkan stamina tubuh hingga mengurangi risiko penyakit ringan maupun berat seperti hipertensi dan diabetes.

Selain itu, dampak sehat puasa juga bisa dirasakan oleh lambung, yang merupakan salah satu bagian sistem pencernaan

Baca terus untuk mengetahui manfaat puasa untuk lambung.

1. Menurunkan risiko asam lambung naik

Naiknya kadar asam lambung akan melukai beberapa organ tubuh. Nah, puasa dikatakan bisa meringankan sekresi asam lambung, sehingga kemunculan luka pada dinding lambung pun bakal berkurang, menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

Dengan kata lain, orang dengan masalah asam lambung akan mendapatkan manfaat kesehatan maksimal bila berpuasa sesuai anjuran.

2. Mengurangi gerakan pada usus dan lambung

ilustrasi kesehatan lambung (unsplash.com/julien Tromeur)

Orang-orang yang berpuasa Ramadan hanya makan pada saat sahur dan berbuka. Ternyata, berkurangnya waktu makan ikut menurunkan pergerakan dalam lambung dan usus.

Hal tersebut secara tak langsung memangkas kemungkinan terjadinya gesekan yang menimbulkan luka. Lambung dan usus pun dapat memulihkan diri sekaligus beristirahat.

Baca Juga: 8 Manfaat Minum Air Kelapa untuk Buka Puasa

3. Meredakan stres dan tekanan mental lainnya

Salah satu pemicu kenaikan asam lambung yang tidak diketahui banyak orang adalah mudah stres atau mengalami tekanan mental lainnya.

Nah, dengan berpuasa, kemungkinan kamu mengalami stres akan berkurang, mengingat selama beberapa jam perut dalam kondisi kosong. Ini karena pikiran hanya terfokus pada lapar dan haus, sehingga stres teralihkan.

4. Mengurangi gejala GERD

ilustrasi heartburn (freepik.com/Jcomp)

Puasa merupakan salah satu perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi gejala GERD.

Umat Islam pada bulan Ramadan tidak makan, minum, dan merokok mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tidak merokok selama Ramadan dapat mengurangi gejala GERD.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten selama 16 jam setiap hari selama empat hari dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan heartburn (Acta Medica Indonesiana, 2022).

Penelitian lain menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan heartburn (American Journal of Gastroenterology, 2021).

Ada juga penelitian yang menemukan, gejala GERD lebih ringan pada partisipan selama Ramadan dibanding pada bulan-bulan non Ramadan.

Namun, ada pula penelitian lain menunjukkan tidak ada efek pada gejala GERD (Journal of Nutrition, Fasting and Health, 2018).

Sebuah penelitian menyelidiki pengaruh puasa Ramadan terhadap gejala klinis pada pasien GERD (Cureus, 2023).

Temuannya, gejala GERD seperti heartburn dan regurgitasi berkurang secara signifikan selama dan setelah Ramadan, tetapi tidak ditemukan hubungan signifikan antara gejala GERD dan kebiasaan makan seperti jenis makanan, waktu makan, atau jumlah makanan.

Sebanyak 45,3 persen pasien GERD merasa puas dengan status kesehatannya selama Ramadan, sedangkan 34 persen merasa puas setelah Ramadan, tanpa perbedaan yang signifikan.

Hasilnya menunjukkan bahwa puasa Ramadan mungkin berdampak positif pada gejala GERD, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan memahami mekanisme yang mendasarinya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya