TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Piriformis Syndrome, Pemicu Mati Rasa Duduk Terlalu Lama

Kelamaan duduk terus-terusan bisa bahaya

ilustrasi seseorang sedang memegang hips dan nyeri saat duduk (urbanfit.com)

Sering merasakan adanya mati rasa di bagian panggul dan area pantat saat duduk? Jangan-jangan kamu sedang mengalami piriformis syndrome. Piriformis syndrome adalah kondisi yang terkait dengan ketegangan atau iritasi pada otot piriformis, otot yang terletak di daerah panggul, berfungsi untuk membantu rotasi pinggul. Gejala ini rentan dialami oleh pekerja kantor yang sehari-harinya duduk tanpa melakukan aktivitas pergerakan sama sekali, pengendara yang sedang mengemudi jarak jauh, maupun kawula muda yang sehari-harinya main game online sambil menghadap layar tiada henti. 

Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan, termasuk rasa mati rasa atau nyeri di daerah pantat, khususnya bagi mereka yang sering duduk dalam waktu yang lama. Pada artikel ini, mari mengupas lebih dalam tentang piriformis syndrome serta hubungannya dengan gejala mati rasa ketika duduk dalam jangka waktu yang lama. Keep scrolling!

1. Apa itu Piriformis Syndrome?

ilustrasi otot piriformis (healthcentral.com)

Sindrom Piriformis merupakan gangguan neuromuskular yang jarang terjadi yang disebabkan ketika otot piriformis menekan saraf ischiadicus. Sindrom ini muncul akibat tekanan pada saraf sciatica oleh otot piriformis. Hal itu menyebabkan sensasi nyeri, kesemutan, kemudian merambat dari bagian pantat, paha, hingga ujung jari kaki.

Dilansir WebMD, otot piriformis adalah otot datar berbentuk pita yang terletak di bokong dekat bagian atas sendi pinggul. Otot ini penting dalam pergerakan bagian bawah tubuh karena menstabilkan sendi pinggul, mengangkat, dan memutar paha menjauh dari tubuh. Ini memungkinkan kamu untuk berjalan, memindahkan berat badan dari satu kaki ke kaki lain, dan menjaga keseimbangan. Otot ini juga digunakan dalam olahraga yang melibatkan pengangkatan dan rotasi paha. Tidak heran apabila sindrom piriformis sering terjadi pada individu dengan gaya hidup statis atau kurang aktif, terutama pada mereka yang sering duduk dalam jangka waktu yang lama.

Kegiatan duduk dalam durasi yang lama dapat menyebabkan otot, terutama otot piriformis di daerah pantat, mengalami ketegangan atau spasme (muscle spams). Beraktivitas dalam posisi statis dengan jangka waktu yang lama membuat otot terus-menerus bekerja, menyebabkan adaptasi pada jaringan otot. Dampaknya, otot dapat mengalami ketegangan atau pemendekan yang dapat menimbulkan tekanan pada saraf di sekitarnya. Pada akhirnya hal itu dapat menimbulkan nyeri di area tersebut yang kemudian menjalar ke arah inervasi dari saraf yang terpengaruh.

Baca Juga: 10 Akibat Duduk Terlalu Lama, Pancing Banyak Penyakit Berbahaya!

2. Ciri-ciri seseorang mengalami piriformis syndrome

ilustrasi nyeri di sekitar area panggul akibat duduk terlalu lama (eatthis.com)

Salah satu gejala umum yang terkait dengan sindrom piriformis adalah mati rasa atau kesemutan di daerah pantat. Gejala ini seringkali dialami oleh mereka yang memiliki kebiasaan duduk dalam waktu yang lama, seperti pekerja kantor atau pengemudi yang melakukan perjalanan jarak jauh. Ketika seseorang duduk terlalu lama, tekanan pada otot piriformis dapat meningkat sehingga menyebabkan peradangan dan berpotensi mengakibatkan kompresi pada saraf sciatica atau nervus ischiadicus.

Ada beberapa ciri-ciri yang bisa kamu kenali apabila mengalami piriformis syndrome. Pertama, rasa nyeri yang terlokalisasi di daerah pantat, terutama di sekitar otot piriformis, bisa menjadi tanda awal sindrom ini. Kedua, sensasi mati rasa atau kesemutan yang menjalar dari bagian pantat, melibatkan paha, hingga ujung jari kaki dapat menjadi gejala piriformis syndrome. Ketiga, kondisi ini sering kali menyebabkan ketidaknyamanan saat duduk, terutama ketika duduk dalam waktu yang lama.

Beberapa individu mungkin mengalami kesulitan dalam berjalan atau merasa tidak stabil saat bergerak. Selain itu, jika seseorang melakukan aktivitas fisik tertentu, terutama yang melibatkan gerakan panggul atau pinggul, hal itu dapat meningkatkan intensitas nyeri pada sindrom ini. Selain di daerah pantat, gejala piriformis syndrome juga bisa menjalar ke bagian belakang paha, lutut, bahkan hingga kaki. Biasanya dokter juga akan menanyakan kepada pasien tentang riwayat apakah pernah terjatuh atau pernah punya riwayat cedera tertentu sehingga memengaruhi gejala piriformis syndrome yang semakin memburuk. Langkah ini dilakukan sebagai pedoman dokter dalam melakukan proses diagnosis pasien lebih dalam apabila terdapat tanda-tanda piriformis syndrome.

3. Pencegahan dalam mengatasi piriformis syndrome

ilustrasi pemanasan (unsplash.com/Gabin Vallet)

Agar gejala ini tidak seketika berlanjut dan semakin parah, paling tidak kamu harus antisipasi piriformis syndrome ini dari sekarang. Pertama, terapkan pemanasan terlebih dahulu untuk meminimalisir peregangan otot piriformis. Lakukan secara teratur untuk mengurangi adanya kejang otot.

Kedua, perbaiki dan atur kembali postur duduk. Hindari kebiasaan duduk terlalu lama dalam satu posisi yang mana dapat memperparah kondisi piriformis syndrome. Mengubah posisi duduk yang bisa kamu atur selang-seling tentunya membantu mencegah tekanan berlebih pada otot piriformis yang menjadi tumpuan kamu dalam menekan posisi saat duduk.

Jangan lupa untuk menguatkan otot di sekitar panggul dapat membantu menjaga keseimbangan dan meminimalisir ketegangan berlebih pada otot piriformis. Hindari untuk mengangkat beban dalam posisi membungkuk agar tidak memperparah rasa sakit yang dialami penderita piriformis syndrome. Selingi juga dengan berdiri atau berjalan sejenak setiap beberapa jam jika kamu terlalu sering bekerja atau duduk dalam waktu yang lama. Lakukan intensitas olahraga kecil ini secara bertahap dan repetitif untuk memperkecil risiko ketegangan pada otot piriformis.

Verified Writer

Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya