TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kunjungan ke Dokter Gigi Menurun saat Bulan Ramadan

Banyak orang takut kontrol ke dokter gigi membatalkan puasa

ilustrasi periksa gigi (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Intinya Sih...

  • Kunjungan pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut menurun selama Ramadan karena takut kontrol ke dokter gigi bisa membatalkan puasa.
  • Kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih rendah.
  • PDGI terus mengedukasi pentingnya sikat gigi dua kali sehari dan rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.

Memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia atau World Oral Health Day (WOHD) 2024, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) terus mendorong edukasi terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Peringatan WOHD ini dirayakan dengan acara edukasi kesehatan mulut dan gigi yang dilaksanakan pada Rabu (20/3/2024) di Bandung, Jawa Barat. Melalui acara ini, PDGI menekankan bahwa bulan Ramadan tidak harus menjadi penghalang untuk menjaga kesehatan gigi. 

Peringatan WOHD 2024 didukung oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI), dan Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent. 

1. Terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien saat bulan Ramadan

ilustrasi mengaji di bulan ramadan ( pexels.com/Pok Rie)

Ketua ARSGMPI, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK, menyampaikan bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di sejumlah Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM) di berbagai kota selama bulan Ramadan.

Mayoritas menyatakan bahwa mereka takut melakukan kontrol ke dokter gigi bisa membatalkan puasa. 

"Sebagai contoh di RSGM FKG Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, persentasenya turun sebesar 20 persen," jelasnya. 

Selain itu, RSGM FKG Universitas Padjadjaran, Bandung, mengalami penurunan sebanyak 35 persen dan RSGM FKG Universitas Sumatera Utara, Medan, mencapai hingga 50 persen.

"Padahal, kunjungan ke dokter gigi tetap bisa dilakukan (di bulan Ramadan) dan justru tidak boleh ditunda bagi yang giginya bermasalah," tambah Dr. Julita. 

Jika permasalahan gigi bertambah lebih serius, ini tentunya akan membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, dan biaya untuk mengobatinya.

2. Kesadaran kesehatan gigi dan mulut masih rendah

ilustrasi seorang dokter gigi memperagakan cara menyikat gigi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menurut drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar PDGI, kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah. Edukasi berkelanjutan masih menjadi prioritas untuk membantu masyarakat memperbaiki perilaku dan kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut. 

"Untuk itu, kami terus mengajarkan pentingnya sikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur," kata drg. Usman. 

Selain itu, penting juga untuk rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Ini perlu dilakukan untuk mencegah pertumbuhan plak dan kerusakan gigi, serta menghentikan penyakit gusi.

Baca Juga: Studi: Merokok Bisa Memperbanyak Lemak Perut

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya