TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Potensi Bahaya Berkendara pada Malam Hari, Hati-hati!

Waspadai night blindness dan drowsy driving

ilustrasi berkendara pada malam hari (unsplash.com/A n v e s h)

Berkendara pada malam hari memiliki risiko yang lebih tinggi daripada berkendara pada siang hari. Kurangnya cahaya, gangguan visual, dan kelelahan dapat meningkatkan potensi kecelakaan. 

Beberapa faktor biologis juga bisa menambah risiko kecelakaan. Berikut beberapa potensi bahaya berkendara malam hari yang perlu kamu waspadai. 

1. Kurangnya cahaya

ilustrasi malam hari (pexels.com/Samer daboul)

Bahaya utama yang dihadapi oleh pengendara pada malam hari adalah kurangnya cahaya, terutama di daerah pedesaan atau di jalanan dengan pencahayaan yang kurang. Ini membuat pengemudi kesulitan untuk melihat dengan jelas rambu lalu lintas, marka jalan, atau kendaraan lain di sekitarnya.

Dilansir National Safety Council, jarak pandang malam hari terbatas hingga sekitar 152 meter. Ini akan mengurangi waktu untuk bereaksi terhadap sesuatu di jalan, terutama saat berkendara dengan kecepatan lebih tinggi.

Meskipun lampu kendaraan memberikan sebagian cahaya, tetapi ini tidak cukup untuk memberikan visibilitas yang optimal, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

2. Kelelahan dan konsentrasi menurun

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Thirdman)

Sering kali, kelelahan pada malam hari lebih tinggi karena tubuh manusia secara alami cenderung merasa lelah saat menjelang malam. Menurut data, kecelakaan akibat kelelahan berkontribusi hingga 20 persen secara global (Sleep Medicine Reviews, 2021).

Kelelahan ini dapat mengurangi konsentrasi, reaksi, dan kemampuan pengemudi untuk merespons situasi berbahaya dengan cepat sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

3. Gangguan visual

ilustrasi mata (Pinterest/Veredas Do IDE)

Studi menyimpulkan bahwa fungsi penglihatan berkurang saat berkendara pada malam hari (Ophthalmic & Physiological Optics, 2019). Efek ini bisa diperburuk dengan bertambahnya usia dan gangguan penglihatan pengemudi.

Cahaya dan silau dari lampu jalan dan lampu depan memiliki dampak signifikan terhadap penglihatan saat berkendara pada malam hari. Gangguan ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan mengganggu fokus. Efek ini bisa dikurangi dengan bantuan teknologi, seperti lampu jalan dan lampu depan LED.

4. Kondisi jalan yang buruk

ilustrasi jalan rusak/berlubang (freepik.com/kaboompics)

Masih berkaitan dengan kurangnya cahaya dan penurunan penglihatan, berkendara pada malam hari akan mempersulit pengemudi melihat kerusakan pada jalan.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan khususnya saat berkendara di daerah yang fasilitas jalanannya masih kurang memadai.

Lubang atau batu di jalan meningkatkan risiko kerusakan pada kendaraan atau bahkan kecelakaan jika pengemudi tidak waspada. 

Baca Juga: 9 Penyebab Sesak Napas pada Malam Hari, Alergi hingga Masalah Jantung

5. Night blindness

ilustrasi mengemudi (pexels.com/Oleksandr P)

Night blindness, juga dikenal sebagai nyctalopia atau rabun senja, adalah kondisi saat kamu kesulitan melihat dalam suasana redup atau gelap. Mengutip dari Cleveland Clinic, hal ini bisa terjadi jika mata kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan kecerahan atau kesulitan mendeteksi cahaya.

Night blindness merupakan gejala dari kondisi lain dan bukan penyakit tersendiri. Hal ini mungkin terjadi pada berbagai kondisi yang dapat memengaruhi berbagai bagian mata kamu.

6. Pengemudi mabuk atau di bawah pengaruh obat-obatan

ilustrasi mabuk (pexels.com/Maor Attias)

Aktivitas sosial yang melibatkan minuman beralkohol cenderung lebih sering terjadi pada malam hari. Ini meningkatkan risiko bertemu dengan pengemudi yang mabuk atau berada dalam pengaruh obat-obatan. 

Hal tersebut tentunya meningkatkan risiko kecelakaan yang serius. Kasus kecelakaan seperti ini contohnya sudah banyak. National Safety Council melaporkan sekitar sepertiga dari seluruh kematian lalu lintas melibatkan pengemudi yang mengalami gangguan alkohol di Amerika Serikat, sebagai contoh.

7. Kurangnya akses terhadap bantuan

ilustrasi ambulans (unsplash.com/Camilo jimenez)

Kecelakaan atau insiden lainnya pada malam hari, terutama di daerah terpencil, bisa membuat akses terhadap bantuan darurat lebih lambat. Ini meningkatkan risiko cedera serius atau kematian.

Malam hari mungkin memakan waktu lebih lama bagi bantuan medis atau penyelamatan untuk tiba di lokasi kejadian. Kamu juga mungkin akan lebih sulit mendapatkan bantuan dari pengemudi lain karena jalanan yang lebih sepi pada malam hari.

8. Mengemudi dalam keadaan mengantuk

ilustrasi berkendara pada malam hari (pexels.com/Nghia .8pm)

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah drowsy driving. Ini adalah kombinasi berbahaya antara mengemudi dan keadaan mengantuk. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hal ini biasanya terjadi ketika pengemudi kurang tidur

Data dari laman UCLA Health menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan yang disebabkan oleh drowsy driving terjadi dari tengah malam hingga pukul 8 pagi. Malam hari merupakan waktu paling alami tubuh merasa kantuk.

Akan tetapi, drowsy driving bisa juga terjadi karena gangguan tidur yang tidak diobati atau kerja shift. Obat-obatan yang diresepkan dan dijual bebas juga dapat menyebabkan kantuk, seperti obat darah tinggi dan antidepresan. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya