TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tips untuk Mengatasi Baby Blues dari Psikolog

Baby blues adalah tingkat terendah dari depresi postpartum

ilustrasi baby blues (unsplash.com/Zach Lucero)

Intinya Sih...

  • Baby blues adalah tingkat terendah dari depresi postpartum.
  • Baby blues terjadi ketika ibu mengalami perubahan suasana hati yang signifikan.
  • Gejala baby blues meliputi ibu menangis tanpa alasan yang jelas, mudah tersentuh oleh hal-hal di sekitarnya, sulit tidur, dan emosi yang tidak stabil.

Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat sebesar 57 persen ibu di Indonesia mengalami baby blues.

Apa itu baby blues? Apa faktor yang menyebabkan seorang ibu mengalami baby blues?

1. Apa itu baby blues?

ilustrasi baby blues (freepik.com/Dragen Zigic)

Baby blues dapat terjadi ketika seorang ibu mengalami perubahan suasana hati yang signifikan. Ini meliputi kurang minat dalam merawat bayi, perasaan sedih yang berlebihan, dan merasa tidak mampu menghadapi tugas-tugas sebagai seorang ibu, menurut Reynitta Poerwito, Bach.Of Psych., M.Psi, psikolog klinis Eka Hospital BSD.

Ini adalah kondisi ketika emosi ibu berubah dengan cepat, sering kali disertai dengan gejala seperti kehilangan ingatan dan perasaan sedih.

Penting untuk dicatat bahwa baby blues bukanlah gangguan mental, dan tidak sama dengan depresi postpartum yang lebih serius.

2. Baby blues berbeda dengan depresi postpartum

ilustrasi sedih (unsplash.com/Pablo Varela)

Menurut Reynitta, baby blues adalah tingkat terendah dari postpartum depression (depresi pasca bersalin), yang ditandai dengan mood swing.

Untuk depresi postpartum, gejala yang muncul akan lebih serius. Dilansir WebMD, beberapa gejala depresi postpartum meliputi:

  • Merasa putus asa, sedih, tidak berharga, atau sendirian sepanjang waktu. Ibu juga akan sering menangis.
  • Tidak merasa melakukan pekerjaan dengan baik sebagai ibu.
  • Merasa tidak memiliki ikatan dengan bayi.
  • Tidak bisa makan, tidur, atau merawat bayi karena rasa putus asa yang luar biasa.
  • Ibu mungkin mengalami kecemasan dan serangan panik.

Baby blues biasanya muncul dalam minggu pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga dua minggu setelahnya.

Penyebabnya sering kali berkaitan dengan perubahan fisik yang dialami ibu setelah melahirkan, dan tingkat keparahannya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis.

3. Ciri-ciri baby blues

ilustrasi cemas (pexels.com/Liza Summer)

Reynitta menyarankan para pendamping dan orang terdekat untuk memperhatikan dan mengenali tanda-tanda baby blues. Ini karena sering kali sang ibu tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami baby blues.

"Tanda yang perlu diperhatikan meliputi ibu menangis tanpa alasan yang jelas, mudah tersentuh oleh hal-hal di sekitarnya, sulit tidur, dan emosi yang tidak stabil," kata Reynitta. 

Ibu yang mengalami baby blues juga mungkin merasa tidak berdaya, sedih secara berlebihan, cemas, kelelahan berlebih, dan kesulitan berkonsentrasi. 

Umumnya, para ibu sering merasa bingung ketika menghadapi perubahan dalam diri atau kehidupan mereka. Ini membuat mereka sulit untuk mengelola berbagai perasaan seperti kebahagiaan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dan sebagainya.

Baca Juga: Studi: Remaja Menggunakan Narkoba untuk Meredakan Stres

4. Penting untuk memahami mood swing yang dialami

ilustrasi ibu berdiskusi (istockphoto.com/ChayTee)

Tips pertama yang diberikan Reynitta dalam mengatasi baby blues adalah menyadari mood swing yang sedang dialami. 

"Kekhawatiran yang berlebih biasanya berawal dari ketidaktahuan seseorang mengenai penyakit atau kondisi yang sedang dialami. Mempelajari tentang mood swing melalui informasi dari media dan tenaga kesehatan bisa membantu hal ini," sarannya.

Dengan demikian, diharapkan ibu hamil bisa menjadi lebih mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya. 

5. Membicarakan kondisi yang dialami bisa mencegah baby blues

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Membicarakan kondisi yang sedang dialami bisa sangat membantu ibu yang mengalami baby blues

Mempunyai seseorang yang dapat diandalkan untuk berbagi perasaan dapat membantu menemukan solusi atau sekadar menghibur. Ini dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan yang penting bagi ibu.

Jika perubahan suasana hati sudah sangat mengganggu, Reynitta menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan atau psikolog. Ini penting untuk mendapatkan bimbingan dan perawatan lanjutan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya