Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kehidupan modern mendorong semua orang untuk menjadi ahli multitasking. Kemampuan ini sering dianggap membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan menghemat waktu. Tetapi kenyataannya multitasking menyimpan bahaya untuk otak.
Melansir ITS News, penelitian yang dilakukan oleh profesor komunikasi Stanford University Clifford Nass menyatakan bahwa multitasting menyebabkan fokus seseorang terpecah sehingga akan mengalami konsekuensi mental. Hal ini disebabkan karena otak akan bekerja lebih keras untuk memproses informasi yang berbeda.
Akibat negatif dari multitasking dapat terjadi untuk jangka pendek dan jangka panjang? Mari selami empat alasan kuat mengapa multitasking bisa merugikan kesehatan otak.
1. Pecahnya fokus dan merusak kualitas
ilustrasi kesulitan untuk fokus (pexels.com/Yan Krukau) Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Cognitive Neuroscience menunjukkan bahwa ketika seseorang beralih antara dua tugas yang berbeda maka fokus otak akan terpecah, sehingga merusak kualitas pekerjaan. Ini seperti mencoba menyelesaikan puzzle sambil melihat keluar jendela, hasilnya mungkin tidak seindah yang dibayangkan.
Inilah mengapa, terlepas dari kesan efisiensi multitasking, hasil studi ini menekankan bahwa memberikan fokus penuh pada satu tugas pada satu waktu dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas pekerjaan secara keseluruhan.
2. Peluang terjadinya kesalahan
ilustrasi melakukan kesalahan saat bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio) Melakukan kesalahan ketika mengerjakan suatu pekerjaan memang hal yang normal. Tetapi kamu mungkin berpikir multitasking membuat pekerjaan lebih efisien, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Stanford University mengungkapkan fakta sebaliknya. Mencoba menyelesaikan beberapa tugas sekaligus sebenarnya meningkatkan kemungkinan membuat kesalahan. Karena kamu akan dipaksa untuk beralih dari satu tugas ke tugas lainnya dalam jangka waktu yang cepat. Bukannya mencapai kesempurnaan, kamu malah membuka pintu lebar-lebar untuk potensi kesalahan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Gangguan daya ingat
ilustrasi gangguan daya ingat (pexels.com/Liza Summer) Sebuah studi yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences menyoroti dampak multitasking pada daya ingat. Saat kita mencoba menyelesaikan beberapa tugas sekaligus, otak kita mengalami beban ekstra, menghambat kemampuan kita untuk menyimpan informasi dengan efisien.
Melansir ITS News, adanya gangguan terhadap daya ingat terjadi karena otak menyimpan informasi di tempat yang salah. Bukannya tersimpan ke Hippocampus tetapi informasi malah terkirim ke striatum yang memiliki tanggung jawab dalam fungsi motorik. Sehingga menimbulkan gangguan ingatan untuk jangka pendek dan panjang.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Meningkatkan Daya Ingat Anak, Orangtua Wajib Tahu!