Fenomena Wrap Rage: Frustrasi karena Kemasan Sulit Dibuka
Fenomena yang unik, tetapi juga krusial #ANGPOIN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada era yang sarat akan teknologi ini, berbagai macam produk dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Baik melalui pembelian luring maupun daring, produk-produk tersebut biasanya hadir dengan dilindungi kemasan. Mengutip Ambalaj Sanayicileri Derneği, lapisan kemasan melindungi produk dari kontak fisik yang berbahaya, misalnya benturan atau siraman air.
Sayangnya, tak jarang didapati produk dengan lapisan kemasan yang begitu tebal. Akibatnya, konsumen menjadi kesulitan dalam membuka kemasan tersebut. Kondisi itu dapat berbuntut pada konsumen yang frustrasi karena tak kunjung berhasil dalam membuka kemasan produknya. Ini disebut sebagai fenomena wrap rage. Apa itu? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Wrap rage merupakan sebuah istilah
Secara garis besar, wrap rage merupakan sebuah fenomena saat konsumen merasa frustrasi karena kesulitan dalam membuka kemasan produk yang memang dirancang untuk sulit dibuka. Menurut The Free Dictionary, fenomena ini adalah sebuah istilah yang merujuk pada perasaan marah dan frustrasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan membuka kemasan. Mengutip Urban Dictionary, fenomena ini dipopulerkan oleh Stephen Colbert, pembawa acara televisi The Colbert Report dari Comedy Central.
Pada 2004, penulis CBS News bernama Tatiana Morales menjelaskan bahwa ada alasan tersendiri di balik kemasan yang sulit dibuka. Kemasan dirancang sedemikian rupa agar melindungi produk selama proses pengiriman, mencegah produk untuk dibuka dan dicuri di toko, serta membuat biaya produksi murah. Alasan itu disampaikannya setelah mewawancarai Peter Clark, Presiden dari Product Ventures, yang berfokus mendesain kemasan produk.
Menurut mantan Penyunting ColoradoBiz, Jeff Rundles, industri pengemasan berpihak hingga batas tertentu pada desain kemasan yang sulit dibuka dengan alasan mencegah pencurian, menjaga kesegaran, dan memudahkan penampilan. Produsen pada industri ini berjanji untuk menciptakan kemasan yang lebih baik dalam segala aspek. Akan tetapi, seiring waktu, justru muncul makin banyak kemasan yang memicu fenomena wrap rage.
"Industri pengemasan, sampai batas tertentu, membela desainnya (kemasan yang sulit dibuka) dengan dalih pencegahan pencurian, untuk menjaga kesegaran, kemudahan tampilan, dan lain-lain. Mereka mengatakan bahwa mereka dengan tekun bekerja untuk menghadirkan lebih sedikit kemasan dan menghasilkan kemasan yang dibuat dari bahan yang dapat didaur ulang, dapat diurai secara hayati, atau dapat dijadikan kompos. Namun, kenyataannya industri dan produsen telah mengatakan hal ini selama bertahun-tahun, tetapi gempuran bahan berbahaya dan kemasan yang dapat memicu wrap rage (datang) semakin cepat," ungkap Rundles, dikutip dari ColoradoBiz.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.