Diet telur rebus termasuk pola makan yang sangat ketat karena hanya mengonsumsi sedikit jenis makanan. Bahkan, cara diet ini juga menghilangkan beberapa kelompok makanan penting. Kondisi ini membuat diet sulit dilakukan dalam jangka panjang sekaligus meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.
Misalnya, makanan seperti biji-bijian utuh dan sayuran bertepung (kentang, ubi, jagung) tidak diperbolehkan. Padahal kelompok makanan tersebut kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya, jika diet dijalankan terlalu lama, kebutuhan nutrisi harian bisa jadi tidak tercukupi.
Selain itu, telur rebus sendiri hanya mengandung sekitar 72 kalori per butir. Mengandalkan telur sebagai makanan utama berpotensi membuat asupan energi harian terlalu rendah bagi sebagian orang. Kekurangan kalori dalam jangka panjang dapat memicu berbagai efek samping serius, seperti tubuh mudah lelah, penurunan kepadatan tulang, gangguan menstruasi, hingga menurunnya daya tahan tubuh.
Jadi, apakah diet telur rebus efektif menurunkan berat badan? Memang bisa membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tapi sebaiknya pertimbangkan juga risikonya sebelum mencoba, ya. Akan lebih baik jika berkonsultasi dulu dengan ahli sebelum menjalaninya.
Referensi
"Boiled Egg Diet Review: All You Need to Know". Healthline. Diakses September 2025.
"The Boiled Egg Diet For Weight Loss: Is It Even Healthy?". NDTV. Diakses September 2025.
"The Boiled-Egg Diet: Does It Really Work?". Everyday Health. Diakses September 2025.
Dong, Tingting, Man Guo, Peiyue Zhang, Guogang Sun, and Bo Chen. “The Effects of Low-carbohydrate Diets on Cardiovascular Risk Factors: A Meta-analysis.” PLoS ONE 15, no. 1 (January 14, 2020): e0225348.
Kim, Ju Young. “Optimal Diet Strategies for Weight Loss and Weight Loss Maintenance.” Journal of Obesity & Metabolic Syndrome 30, no. 1 (October 27, 2020): 20–31.