Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menggunakan hand sanitizer (pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi menggunakan hand sanitizer (pexels.com/Edward Jenner)

Anjuran mencuci tangan selalu digaungkan untuk mencegah penyebaran virus penyebab COVID-19 termasuk berbagai penyakit lainnya. Namun, beberapa orang mungkin khawatir jika menggunakan hand sanitizer terus-menerus akan menyebabkan bakteri menjadi kebal.

Apakah anggapan tersebut didukung fakta ilmiah? Supaya tidak bingung lagi, yuk, baca penjelasan berikut ini hingga tuntas!

1. Hand sanitizer

ilustrasi hand sanitizer (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Mencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu cara untuk menghentikan penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Jika sabun dan air mengalir tidak tersedia, maka hand sanitizer bisa menjadi pilihan untuk membersihkan tangan.

Hand sanitizer yang disyaratkan, misalnya oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), adalah yang mengandung alkohol minimal 60 persen. Ini merupakan kadar minimal untuk hand sanitizer agar mampu membunuh kuman.

2. Apakah menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol dapat menyebabkan resistansi bakteri?

ilustrasi menggunakan hand sanitizer (pexels.com/Gustavo Fring)

Beberapa orang mungkin merasa khawatir menggunakan hand sanitizer dapat meningkatkan resistansi bakteri, sehingga mereka lebih memilih untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Faktanya, hand sanitizer berbasis alkohol tidak menyebabkan resistansi bakteri, dilansir CDC dan WHO.

Tidak seperti saat menggunakan antiseptik dan antibiotik, bakteri patogen tidak menunjukkan kemampuan resistansi terhadap penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol. Jadi, hand sanitizer berbasis alkohol tidak membuat bakteri menjadi resistan terhadap antibiotik, mengutip laman WHO.

3. Keamanan menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol

ilustrasi hand sanitizer (pexels.com/Artem Podrez)

Dijelaskan oleh WHO, menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan aman digunakan oleh semua orang. Meskipun kandungan alkohol dalam hand sanitizer dapat membuat kulit kering, tetapi banyak produk yang sudah ditambahkan pelembap untuk mencegahnya.

Reaksi dermatitis kontak alergi dan pemutihan rambut pada tangan akibat alkohol merupakan efek samping yang jarang terjadi. Ada juga risiko keracunan akibat tidak sengaja menelan alkohol, tetapi kasus ini jarang terjadi.

4. Cara hand sanitizer berbasis alkohol membunuh kuman

ilustrasi hand sanitizer membunuh bakteri dan virus (pexels.com/Monstera)

Hand sanitizer yang digunakan harus mengandung alkohol sebagai bahan aktif minimal 60 persen. Dilansir Cleveland Clinic, kandungan alkohol tersebut tidak hanya membunuh bakteri, tetapi juga membunuh virus termasuk virus corona.

Seperti dijelaskan oleh CDC, hand sanitizer berbasis alkohol bekerja dengan cara menghancurkan protein dan memecah membran luar dari kuman. Akibatnya, kuman menjadi mati, menjadikan tangan bersih dari kuman.

5. Menjaga kebersihan tangan dapat melawan bakteri yang resistan

ilustrasi menggunakan hand sanitizer (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Menjaga kebersihan tangan dengan cara cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer dapat menghentikan penyebaran kuman, termasuk bakteri resistan. Resistansi bakteri terhadap antibiotik tersebut muncul ketika bakteri mempunyai kemampuan melawan obat seperti antibiotik yang dapat membunuh mereka.

Bakteri atau jamur yang kebal terhadap obat menjadi lebih sulit dibunuh, bahkan terkadang tidak dapat diobati. Menjaga kebersihan tangan, baik dengan sabun maupun hand sanitizer berbasis alkohol, dapat mencegah penyebaran bakteri resistan dan mencegah terjadinya infeksi.

Jadi, hand sanitizer berbasis alkohol tidak menyebabkan bakteri menjadi kebal. Bakteri patogen tidak menunjukkan kemampuan resistansi pada penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol. Membersihkan tangan dengan sabun atau hand sanitizer justru dapat membunuh bakteri yang kebal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team