Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tertawa (freepik.com/freepik)

Tertawa menjadi respons wajar ketika mengetahui sesuatu yang lucu. Untuk itu, seharusnya tertawa menjadi hal menyenangkan, kan? Namun, tidak dengan kasus filsuf Chysippus asal Yunani yang meninggal pasca mendengar leluconnya sendiri.

Hal mengejutkan itu lantas menimbulkan tanya, apakah orang bisa meninggal karena tertawa? Meski tertawa merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki mood buruk, terlalu banyak melakukannya diketahui dapat memicu kondisi yang mengancam nyawa. Kenapa bisa demikian?

Apakah orang bisa meninggal karena tertawa?

Kalau dikira-kira mungkin sangat tidak mungkin. Namun, secara teknis hal tersebut bisa saja terjadi, lho. Kendati demikian, bukan tertawa yang menyebabkan kematian, tetapi hal tersebut dapat memicu kondisi yang mengarahkan seseorang pada kehilangan nyawa.

Nah, salah satu jalur paling rentan adalah jantung. Tertawa terbahak-bahak dapat menyebabkan laughter-induced syncope. Istilah tersebut merujuk pada kondisi yang membuat tekanan darah seseorang turun dengan cepat selama tertawa.

Kejadian tersebut memicu peningkatan respons dari sistem saraf otonom atau jaringan yang mengatur proses fisiologis tidak sengaja. Akibatnya, jumlah darah yang mengalir ke otak berkurang sehingga dapat menimbulkan hilangnya kesadaran atau pingsan. 

Dr. Sachet Dawar dari Faculty of Medical Respiratory of Noida International Institute of Medical Sciences and Hospital, Noida International University, menjelaskan lebih detail. Dalam Only My Health, Dr. Dawar menyebutkan bahwa kasus kematian akibat tertawa yang tercatat umumnya dipicu oleh pergerakan dada, benturan atau jatuh, serta rasa sakit di perut. 

Di sisi lain, tertawa berlebihan dapat menimbulkan beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami efek fatal.

  • Ruptured brain aneurism. Aneurisma otak adalah tonjolan yang terbentuk di pembuluh darah atau arteri otak. Tertawa berlebihan dapat menyebabkan aneurisme otak pecah dan berefek pada pendaraha. Ketika aneurisme otak pecah akan terjadi peningkatan tekanan ke rongga tengkorak yang menekan pasokan oksigen dan memicu efek fatal.
  • Serangan asma. Berbagai emosi yang bergejolak dapat memicu asma, termasuk tertawa berlebihan karena senang. Beberapa orang mungkin mengalami gejala ringan. Namun, tanpa perawatan segera, asma dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan serangan jantung yang fatal.
  • Kejang gelastik. Tertawa berlebihan yang tidak terkendali saat terjaga atau tidur dapat memicu kejang gelastik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh tumor otak di hipotalamus.
  • Sesak napas. Tertawa terlalu keras dapat menyebabkan pernapasan terganggu sehingga tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Kematian mungkin terjadi akibat overdosis nitrogen oksida.

Seberapa besar risiko kematian akibat tertawa?

ilustrasi tertawa (pexels.com/RDNE Stock Project)

Meski ada potensi kematian akibat kondisi medis yang dipicu oleh tertawa, risikonya tidak sebesar itu, kok. Kemungkinan hal tersebut terjadi cukup kecil, terlebih pada individu yang sehat sebagaimana penjelasan Dr. Megan Kamath, seorang ahli jantung di UCLA Health dan asisten profesor klinis kedokteran di David Geffen School of Medicine di UCLA dalam Live Science.

Tertawa secara umum justru dapat mengurangi kecemasan dan menurunkan kadar hormon stres kortisol. Tertawa pun melepaskan dopamin alias zat kimia yang memberikan rasa senang apda otak. Aktivitas menyenangkan ini mampu meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh dan mengurangi peradangan pada kondisi tertentu. 

Nah, ketika kamu tertawa berlebihan yang cenderung susah dikontrol, ada baiknya segera menghubungi dokter, ya. Pertimbangkan konsultasi medis ketika muncul gejala seperti sakit kepala parah, pusing, kebingungan mental, sulit bernapas, atau bahkan pingsan sebelum atau sesudah tertawa.

Mengingat jawaban dari apakah orang bisa meninggal karena tertawa berpotensi positif, ada baiknya mengontrolnya, ya. Namun, bukan berarti tidak boleh sama sekali, tetapi usahakan agar tidak terlalu terbahak-bahak yang memicu kondisi berbahaya.

Referensi:

"Can Laughing Too Hard Kill You?". Healthline. Diakses Maret 2025.
"Can You Die From Laughter?". Live Science. Diakses Maret 2025.
"Yes, Humans Can Die of Laughter – and Many Have". BBC Science Focus. Diakses Maret 2025.
"Can You Die by Laughing Too Much? Doctor Explains the Dangers". Only My Health. Diakses Maret 2025.

Editorial Team