ilustrasi teh herbal (unsplash.com/Monika Grabkowska)
Melihat sejumlah efek samping di atas, banyak orang beranggapan bahwa teh berbahaya untuk anak balita. Sebetulnya anggapan ini gak salah, tapi juga gak sepenuhnya benar. Semua tergantung pada jenis teh apa yang dikonsumsi.
Dilansir WebMD, beberapa jenis teh seperti teh hitam, teh hijau, dan teh putih memang mengandung kafein. Nah, kandungan kafein inilah yang membuat teh-teh ini gak bisa dikonsumsi oleh anak-anak berusia dibawah 12 tahun.
Sebagai gantinya, anak-anak balita bisa mengkonsumsi teh herbal yang terbuat dari buah-buahan, atau teh chamomile yang bebas dari kafein. Selain rasanya lebih enak, teh jenis ini juga ampuh mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti flu atau alergi. Walau begitu, konsumsi teh herbal tersebut juga harus dalam batas wajar dan sebaiknya dalam anjuran dokter.
Teh memang sehat, tapi fakta itu gak lantas membuat minuman ini aman bagi semua orang. Anak-anak sebaiknya baru mencicipi teh, kopi, atau minuman berkafein saat usia mereka sudah di atas 12 tahun. Itu pun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Ada baiknya, anak-anak mengonsumsi minuman yang sesuai dengan usianya.
Referensi
WebMD. "Are There Health Benefits to Drinking Tea?". Diakses pada Oktober 2024.
Healthline. "How Much Caffeine Does Tea Have Compared with Coffee?". Diakses pada Oktober 2024.
WebMD. "Are There Health Benefits of Drinking Tea for Children?". Diakses pada Oktober 2024.
Mayo Clinic. "Iron deficiency in children: Prevention tips for parents". Diakses pada Oktober 2024.
Verywell Health. "Can Drinking Tea Reduce Iron Absorption From Food?". Diakses pada Oktober 2024.