Untuk menghadapi tantangan fisiologisnya, atlet ectomorph memerlukan pendekatan nutrisi yang spesifik. Dilansir The Athletic, asupan kalori tinggi dengan proporsi karbohidrat 6–8 gram per kilogram berat badan menjadi keharusan untuk menjaga ketersediaan energi sepanjang latihan dan pertandingan. Selain itu, konsumsi protein sekitar 1,8 gram per kilogram berat badan penting untuk mempercepat pemulihan otot dan mencegah kehilangan massa tanpa lemak. Lemak sehat, seperti Omega-3, alpukat, dan kacang-kacangan juga berperan penting dalam menjaga fungsi hormon dan daya tahan tubuh.
Pengaturan waktu makan atau nutrient timing memiliki peran besar bagi ectomorph. Karbohidrat sebaiknya dikonsumsi sebelum latihan untuk mendukung performa, sedangkan protein dikonsumsi sesudahnya guna memicu sintesis otot. Pendekatan ini membantu menjaga keseimbangan energi sekaligus memperbaiki jaringan otot yang rusak akibat aktivitas intensif. Akan tetapi, hal ini harus dibarengi dengan konsistensi dalam menjaga pola makan, karena tubuh ectomorph cepat kehilangan hasil latihan jika asupan nutrisi tidak stabil.
Dalam aspek latihan, prioritas utama bagi individu bertipe ectomorph yakni membangun kekuatan melalui gerakan compound, seperti squat, deadlift, dan bench press. Latihan-latihan ini menstimulasi produksi hormon pertumbuhan dan testosteron, yang berperan besar dalam pembentukan otot. Prinsip progressive overload, peningkatan beban atau repetisi secara bertahap, juga membantu memaksimalkan hasil latihan. Untuk menjaga keseimbangan tubuh yang cenderung panjang dan ramping, latihan inti (core training) serta penguatan sendi juga sangat disarankan guna mengurangi risiko cedera akibat ketidakseimbangan struktural.
Dengan memadukan asupan kalori tinggi, pola makan yang konsisten, serta latihan berfokus kepada kekuatan, atlet bertipe ectomorph dapat meningkatkan performa fisiknya secara menyeluruh. Pendekatan ini membantu mereka menjaga keseimbangan antara kecepatan alami dan perkembangan massa otot yang lebih optimal. Melalui disiplin dan penyesuaian yang tepat, tubuh ramping khas ectomorph justru dapat menjadi keunggulan dalam olahraga yang menuntut kelincahan dan durabilitas tinggi.
Tubuh ectomorph bukanlah sebuah kekurangan bagi atlet. Dengan strategi latihan dan asupan nutrisi yang tepat, tipe tubuh ini justru dapat mencapai performa maksimal di arena olahraga. Hal ini sekaligus menegaskan, keberhasilan seorang atlet lahir dari kemampuan beradaptasi dan ketekunan, bukan semata dari bentuk tubuh.
Referensi
"Ideal somatotype for footballers". Swiss Natural Med. Diakses Oktober 2025.
Kolena, B., Šviríková, B., & Vondráková, M. (2024). From Strikers to Keepers: Somatotype of Football Players from Slovakia. Sports, 12(10), 271.
"Body Types or Body Shapes of Soccer Players [Explained 2024]". Seif Khaled. Diakses Oktober 2025.
Martínez-Mireles, X., Nava-González, E. J., López-Cabanillas Lomelí, M., Puente-Hernández, D. S., Gutiérrez-López, M., Lagunes-Carrasco, J. O., López-García, R., & Ramírez, E. (2025). The Shape of Success: A Scoping Review of Somatotype in Modern Elite Athletes Across Various Sports. Sports (Basel, Switzerland), 13(2), 38.