Menurut Football Association (FA), bola yang digunakan sepak bola memiliki berat hampir setengah kilogram. Saat meluncur untuk disundul, bola bisa mengenai kepala pemain dengan kecepatan hingga 128km/jam. Dilansir BBC, dikhawatirkan kegiatan menyundul bola bisa meningkatkan risiko demensia dan mortalitas akibatnya.
Saat bola berkecepatan tinggi menyentuh kepala untuk disundul, bola membentur dinding belakang tengkorak, menyebabkan memar. Dalam sebuah studi pada 2018 oleh University of British Columbia, para peneliti menemukan adanya peningkatan protein dalam darah yang terkait dengan kerusakan sel saraf setelah menyundul bola.
Sebelumnya, sebuah penelitian dilakukan pada 2017 oleh para peneliti dari University College London dan Cardiff University. Melibatkan analisis autopsi otak enam pemain sepak bola, mereka menemukan bahwa para pemain sepak bola mengalami demensia pada usia 60-an, dan empat pemain sepak bola ditemukan mengidap CTE.
Kembali ke kasus nyata, setelah meninggal dunia, Astle sempat terdiagnosis mengalami gejala awal demensia. Selain Astle, banyak pemain sepak bola ternama lainnya yang mengalami demensia pada usia lanjut.
Mantan pemain timnas Inggris, Sir Bobby Charlton. (Twitter.com/SirBobby)
Pada tahun 2020, pesepak bola Inggris yang memenangkan Piala Dunia 1966, Nobby Stiles, wafat pada usia 78 tahun. Dari film dokumenter Alan Shearer: Dementia, Football, and Me, diketahui bahwa selain kanker prostat pada tahun 2013, Stiles didiagnosis mengidap demensia lanjut pada 2016.
Selain Astle dan Stiles, legenda Manchester United dan juga rekan Stiles di Piala Dunia 1966, Bobby Charlton, juga mengalami nasib yang sama. Diumumkan pada November 2020, legenda Inggris yang berusia 85 tahun ini ternyata menderita demensia.
Ditugaskan oleh Professional Footballer's Association (PFA) dan FA pada 2017 sebagai investigasi kematian Astle, para peneliti dari University of Glasgow pada 2019 mengumumkan berita buruk. Meneliti 7.676 mantan pesepak bola, para peneliti memperingatkan pesepak bola 3,5 kali lebih berisiko meninggal akibat demensia.
Meski begitu, menyundul bola tidak bisa dijadikan faktor satu-satunya. Ada kemungkinan kombinasi usia, gaya hidup (merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan obesitas setelah pensiun bermain), dan genetik memicu demensia. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara menyundul bola dengan gangguan otak.