7 Bahaya Kretek Punggung, Jangan Dilakukan Sembarangan

Intinya sih...
- Kretek punggung adalah manipulasi terhadap tulang belakang untuk menghasilkan suara "krek".
- Kretek punggung terasa nyaman karena memicu keluarnya gas dan endorfin.
- Meskipun memicu rasa puas, tetapi kebiasaan kretek punggung bukannya tanpa bahaya sama sekali. Ada beberapa risiko bahaya yang terkait dengan kebiasaan kretek punggung.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Widiyatmiko Arifin Putro, Sp. OT
Kretek punggung adalah manipulasi terhadap tulang belakang untuk menghasilkan suara "krek". Beberapa ahli percaya bahwa suara tersebut berasal dari penumpukan gas di persendian. Saat tulang punggung diregangkan, persendiannya bergerak, dan saat gas keluar ini diiringi dengan bunyi "krek".
Kretek punggung terasa nyaman karena memicu keluarnya gas dan endorfin. Endorfin sendiri merupakan bahan kimia yang diproduksi tubuh di kelenjar hipofisis, dimaksudkan untuk mengatasi rasa sakit di tubuh, dan pelepasannya dapat mengatasi rasa sakit di bagian punggung yang retak.
Meskipun memicu rasa puas, tetapi kebiasaan kretek punggung bukannya tanpa bahaya sama sekali. Kali ini kita akan membahas apa saja potensi bahaya kretek punggung.
1. Kerusakan pembuluh darah
Kretek punggung terlalu keras atau terlalu banyak dapat berdampak pada pembuluh darah yang berada di sekitar punggung dan terhubung ke otak.
Rusaknya pembuluh darah ini berpotensi memicu komplikasi berbahaya, seperti, pembekuan darah, yang menimbulkan risiko stroke, aneurisme, dan cedera otak lainnya.
2. Terbentuknya ruang baru yang berisi gas
Sebuah studi tahun 2015 yang meneliti penyebab suara yang dipancarkan dari sendi menegaskan bahwa gas cairan sinovial berkontribusi pada retakan sendi. Namun, penelitian ini juga menunjukkan pandangan yang berbeda tentang kapan sebenarnya retakan terjadi dalam proses tersebut.
Pengamatan MRI menunjukkan terjadi keretakan pada dinding tepat ketika rongga berisi gas muncul. Artinya, suara "krek" ketika peregangan sendi muncul pada saat terbentuknya rongga baru, bukan saat gelembung udara pecah.
Pengamatan MRI menunjukkan buku-buku jari retak diganti terjadi keretakan pada dinding tepat ketika rongga berisi gas muncul. Artinya, suara "krek" ketika peregangan sendi muncul pada saat terbentuknya rongga baru, bukan saat gelembung udara pecah.
3. Stroke
Kretek punggung juga disertai dengan risiko kecil stroke. Ini karena manipulasi tulang belakang yang berfokus pada leher dapat menyebabkan robekan yang berpotensi berbahaya pada arteri leher.
Dalam istilah kedokteran, kondisi ini disebut sebagai diseksi arteri serviks, dan ini bisa menjadi penyebab stroke.
4. Ketegangan sendi atau cedera saraf
Kretek punggung membawa risiko cedera saraf atau sendi. Meskipun kemungkinannya kecil, tetapi menggunakan terlalu banyak tekanan atau melakukannya terlalu sering dapat meningkatkan risikonya.
Terlalu sering kretek punggung dapat menyebabkan terlalu banyak keausan pada persendian, menyebabkan ketegangan sendi, pembengkakan, dan bahkan kerusakan. Ini juga bisa memicu kerusakan pada jaringan lunak sendi.
5. Kelemahan ligamen
Kretek punggung berisiko menyebabkan bantalan cakram antar tulang belakang tergelincir atau mengganggu cakram yang sudah ada dengan mengiritasi atau memindahkannya ke arah yang salah.
Bahkan, individu yang sudah memiliki cedera bantalan cakram atau tulang belakang harus lebih berhati-hati saat melakukan kretek punggung karena dapat memperburuk gejala.
Setiap kali kamu menggerakkan sendi melebihi rentang gerak normalnya, kamu meregangkan ligamen di sekitarnya, yang dapat menyebabkannya memanjang atau keseleo. Hal ini dapat memicu ketidakstabilan sendi dan ligamen yang rusak karena tidak mampu menopang dan menahan sendi pada posisi yang benar.
6. Gelembung gas yang sudah ada mendadak pecah
Sendi mengandung pelumas yang disebut cairan sinovial, yang memberikan nutrisi ke tulang rawan. Tulang rawan memiliki peran penting dalam kemampuan tubuh untuk bergerak dengan mulus.
Saat tekanan pada persendian menumpuk, ini menciptakan kantong berisi karbon dioksida, nitrogen, dan oksigen. Saat kamu menekan tulang belakang, gelembung udara dari gas terlarut ini dapat bergeser dan menyebabkan suara "krek". Gas ini dapat diamati dengan MRI dan sinar-X, dan jaringan di sekitarnya menyerapnya setelah dipancarkan.
7. Saraf terjepit
Kretek punggung yang terlalu cepat atau menggunakan kekuatan berlebih meningkatkan risiko saraf terjepit. Saraf terjepit terjadi saat tekanan atau kekuatan diberikan pada area saraf, menyebabkannya mengirimkan sinyal peringatan ke otak.
Sebagian besar kasus bersifat ringan dan hanya memerlukan pengobatan rumahan. Namun, terkadang, ini bisa sangat menyakitkan dan memerlukan perhatian medis.
Pada dasarnya, kretek punggung aman dan tidak akan menyebabkan masalah kesehatan apa pun jika dilakukan oleh praktisi profesional. Buat janji temu dengan dokter, terapis fisik, atau ahli osteopati jika kamu memiliki masalah punggung yang bertahan lama, berulang, atau parah.
Referensi
Healthline. Diakses pada Juni 2024. What Happens When You Crack Your Back?
AICA Orthopedics. Diakses pada Juni 2024. Is Cracking Your Back Bad?
Kawchuk, Gregory N., Jerome Fryer, dkk. “Real-Time Visualization of Joint Cavitation.” PloS One 10, no. 4 (April 15, 2015): e0119470.
Medical News Today. Diakses pada Juni 2024. What to know about back cracking.
Healthline. Diakses pada Juni 2024. Is Cracking Your Back Bad for You?
Spine Institute of North America. Diakses pada Juni 2024. Self-Chiropractic — Is It Safe to Crack Your Back?
AICA Orthopedics. Diakses pada Juni 2024. What Happens When You Crack Your Back.