Mungkin banyak di antara kita yang mengaku golongan millnnials yang selalu update tentang segala hal yang berhubungan dengan teknologi, dan apa yang sedang trend di masa kini justru cuek pada hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Salah satunya adalah stunting.
Pasti banyak #MillenialBEST yang bahkan tidak tahu pengertiannya apalagi bahayanya. Itulah sebabnya Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai koordinator kampanye nasional penanganan stunting mendorong komunikasi fokus dan integratif, melalui berbagai kanal komunitas salah satunya IDN Times untuk mengajak para generasi #MIllenial lebih aware soal stunting.
Apa sih sebenarnya stunting itu? Singkatnya stunting adalah kondisi dimana seorang mengalami gangguan pertumbuhan kronis akibat kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama, sehingga biasanya ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan teman sebayanya. Biasanya gejala stunting mulai terlihat pada balita dengan rentang waktu 1-3 tahun.
Lalu, apa saja bahayanya bagi masa depan? Pasti banyak yang berpendapat seperti ini:
Kan cuma bertumbuh pendek saja, apa bahayanya? Banyak kok orang yang bertumbuhpendek, tapi bisa bekerja dengan baik dan lain-lain.
Namun yang perlu digaris bawahi, berbadan pendek adalah salah satu dampak dari stunting. Jadi, tidak selalu yang berbadan pendek pasti stunting, karena ada banyak faktor yang mengakibatkan seseorang tidak bertumbuh tinggi. Sedangkan stunting bermula dari kekurangan nutrisi, sehingga dampaknya sangat luas bagi tumbuh kembang seorang anak. Tidak hanya fisik tapi juga bisa mental dan tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi karakternya kelak. Berikut adalah beberapa dampak yang terjadi akibat stunting: