Bantalmu tidak akan selamanya awet. Seiring waktu pemakaian, bantal terbaik sekalipun akan aus dan bisa menjadi tempat berkumpulnya alergen dan patogen. Saking lamanya kamu tidak mengganti bantal, tahu-tahu kamu terbangun dengan leher kaku atau sakit.
Melansir Amerisleep, untuk menopang kepala dan leher dengan benar serta menjaga kebersihan tidur yang baik, kamu disarankan untuk mengganti bantal setidaknya 1-2 tahun sekali. Kenapa?
Keringat, rambut, air liur, minyak tubuh, dan sel kulit mati semuanya diserap oleh bantal. Meskipun kamu menggunakan sarung bantal, tetapi itu tidak memberikan perlindungan yang cukup. Itu semua bisa menyebabkan berkembangnya jamur, kuman penyakit, atau alergen menumpuk dan menyebabkan bau tak sedap. Mencuci bantal dan sarungnya mungkin bisa menghilangkan bau, tetapi tidak selalu alergennya.
Tempat tidur kita adalah lingkungan yang sempurna bagi debu untuk tumbuh dan berkembang biak, karena mereka memakan sel kulit mati kita dan berkembang dalam suasana yang hangat dan lembap.
Tungau debu tidak berbahaya, tetapi bisa memicu mata berair, tenggorokan gatal, pilek, bersin, hidung tersumbat, dan kesulitan bernapas pada orang yang rentan alergi. Seiring berjalannya waktu, gejala alergi bisa memburuk, yang menyebabkan terganggunnya kualitas tidur.
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Manchester, Inggris, tahun 2005 menemukan 16 jenis jamur dalam satu bantal. Bantalmu tak cuma mengundang tungau debu, tetapi mungkin ada sejumlah mikroorganisme lain yang tumbuh subur di sana. Mengganti bantal secara teratur dapat mencegah penumpukan alergen.
Bersamaan dengan kasur, bantal harus menjaga agar tulang belakang tetap netral. Bantalmu memastikan bahwa kepala dan leher disangga sambil disejajarkan dengan tulang belakang.
Bantalmu menahan berat kepala setiap kamu tidur dan lama-lama akan membuat bantal aus. Bantal yang sudah kempis dan aus tak bisa mendukung kepala dan leher, sehingga bisa bikin lehermu sakit saat bangun tidur.