Tren mengurangi konsumsi produk hewan sedang ramai digalakkan oleh orang-orang. Banyak dari mereka berpendapat jika mengurangi atau malahan pantang makan daging merah jauh menyehatkan bagi tubuh sekaligus merawat keseimbangan alam.
Dari sinilah muncul orang yang berusaha hanya memakan sayur saja. Banyak orang awam memanggil orang-orang tersebut sebagai vegetarian atau vegan. Padahal kenyataannya vegan dan vegetarian adalah dua istilah yang berbeda. Inilah perbedaan utama dari mereka.
Menurut naturespath.com, orang-orang yang disebut atau mengklaim dirinya sebagai vegan adalah orang-orang tidak memakan makanan apapun dari olahan hewan. Sedangkan vegetarian tidak memakan hewan. Itu artinya vegetarian masih bisa memakan telur, sedangkan para vegan menolaknya.
Mereka yang menyebut dirinya vegan umumnya lebih vokal terhadap hal-hal berbau kehewanan, seperti perdagangan liar dan sebagainya. Oleh karena itu mereka tak hanya menghindari makanan saja, tetapi juga produk lain. Seperti jaket kulit hingga kaos yang berbahan wol. Itu karena vegan tak hanya sebagai diet tetapi juga jalan hidup.
Para vegetarian lebih santai untuk masalah ini. Para vegetarian menghindari makanan yang membunuh para hewan, tapi masih bisa menoleransi makanan dari hewan yang alami. Macam madu, susu hingga keju.
Medicalnewstoday.com menuliskan bahwa vegetarian memiliki beberapa macam diet:
Para peneliti mencoba meneliti efek dari gaya hidup vegan dan vegetarian. Walaupun ada perbedaan, namun keduanya mendapatkan fakta adanya penurunan berat badan serta tingkat kolesterol pada partisipan yang obesitas. Selain itu adalah peningkatan kualitas tekanan darah, gula darah yang lebih terkontrol hingga stres yang tidak tinggi.
Jika ditanya manakah yang lebih sehat, antara vegan dan vegetarian, maka jawabannya adalah susah dijelaskan. Kasus mudahnya seperti ini, lacto-vegetarian mendapatkan kalsium, fosfor dan vitamin D dari produk olahan susu. Tetapi menghindari produk tersebut membuat para vegan mampu menjaga tingkat kolesterolnya tetap rendah.
Di sisi lain para vegan punya kecenderungan untuk kekurangan omega-3. Padahal hal itu sangat penting untuk fungsi otak. Berbeda kasusnya untuk mereka vegetarian karena mereka bisa mendapatkan hal itu dari telur dan seafood.
Sebuah studi pada 2006 yang menguji coba 21.966 partisipan menunjukkan bahwa vegan memiliki body Mass index (BMI) yang lebih rendah daripada vegetarian dan para pemakan daging. Penjelasan paling memungkinkan dari fenomena ini dikarenakan vegan tidak mengonsumsi telur atau olahan susu. Studi lain di tahun yang sama juga menunjukkan penambahan berat badan yang lebih sedikit ketimbang vegetarian dan pemakan daging dalam kurun waktu lima tahun.
Seperti yang sudah dituliskan pada poin sebelumnya, bahwa akan ada kecenderungan kekurangan nutrisi di salah satu aspek pada vegan ataupun vegetarian. Untuk hal itu mereka perlu lebih menjaga tubuhnya. Berolahraga, mengonsumsi suplemen, itu adalah beberapa cara yang harus dilakukan untuk menjamin tubuh vegan dan vegetarian tetap sehat.
Sebenarnya menjadi vegan atau vegetarian tak jauh berbeda dengan menjadi pemakan segalanya. Kamu tetap perlu berolahraga dan memastikan mendapatkan seluruh nutrisi. Jadi sekarang apakah kamu berpikir untuk menjadi vegan atau vegetarian?