ilustrasi virus (pixabay.com/Tumisu)
Meskipun air hujan bukanlah pemicu utama penyakit, kondisi lingkungan yang dingin akibat hujan punya pengaruh terhadap keberadaan virus. Merujuk laman Healthline dan Medical News Today, virus, seperti rhinovirus ataupun virus influenza, lebih mudah menyebar dan berkembang ketika suhu udara dingin.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus belanda (guinea pig) menunjukkan bahwa temperatur yang ideal bagi virus influenza untuk menyebar adalah 5 derajat Celsius. Penelitian lain menemukan, penurunan suhu dan kelembapan udara dalam kurun waktu 3 hari mampu meningkatkan risiko seseorang terinfeksi rhinovirus.
Selain itu, penelitian oleh Institusi Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) mengungkapkan bahwa suhu lingkungan yang mendekati titik beku (0 derajat Celsius) ternyata membuat lapisan luar virus flu semakin keras. Akibatnya, mereka menjadi lebih kuat, lebih aktif, dan lebih mudah menular.
Lebih jauh lagi, sebuah penelitian oleh Institut Teknologi Massachusetts (MIT) yang terbit di Nature Communications pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa titik-titik air hujan, terutama yang intensitasnya ringan, mampu mengangkat bakteri dari tanah ke udara.
Hal itu bisa terjadi karena sewaktu rintik hujan menyentuh tanah, gelembung udara terperangkap di bawahnya. Gelembung-gelembung tersebut nantinya akan naik dan meletus sembari menyemburkan air-air kecil yang mengandung bakteri dari tanah ke udara. Alhasil, orang yang mandi hujan lebih banyak terekspos dengan bakteri maupun virus sehingga membuat mereka rentan sakit.