Benarkah Kebanyakan Gula Bikin Wajah Lebih Bulat? Ini Penjelasannya!

16 Apr 2024, 10:06 WIB

ilustrasi perempuan memegang donat (freepik.com/benzoix)

Siapa sih yang gak suka makanan manis? Selain tampilannya yang cantik, makanan manis juga bisa memperbaiki mood yang lagi buruk, lho. Ini lantaran gula yang terkandung di dalam makanan manis bisa memicu pelepasan dopamin atau hormon yang dapat meningkatkan suasana hati.

Akan tetapi, konsumsi makanan manis yang kaya akan gula ternyata perlu dibatasi. Pasalnya, meskipun memberikan efek menyenangkan, gula yang terkandung di dalam makanan manis bisa menimbulkan berbagai dampak buruk. Salah satunya yakni berkaitan dengan peningkatan berat badan atau lemak-lemak di dalam tubuh.

Oleh sebab itu, gak heran apabila mengonsumsi makanan yang mengandung gula sering dikaitkan dengan risiko obesitas dan diabetes. Lalu, apakah benar selain dari bagian tubuh lainnya, gula juga bisa bikin wajah lebih bulat? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Gula bisa berubah jadi lemak lewat proses lipogenesis

ilustrasi gula (freepik.com/fabrikasimf)

Sejatinya, gula tidak sama dengan lemak. Akan tetapi, ketika masuk ke dalam tubuh, gula bisa berubah lewat proses lipogenesis, yaitu proses mengubah bahan makanan yang bukan lemak menjadi lemak.

Itulah sebabnya, seseorang tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Dilansir Harvard School of Public Health, berdasarkan rekomendasi Asosiasi Jantung Amerika (AHA), asupan gula per hari tidak boleh lebih dari 100—150 kalori atau yang setara dengan 6—9 sendok teh.

2. Gula yang sudah menjadi lemak berperan dalam peningkatan berat badan

ilustrasi lemak di dalam tubuh. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Apabila gula sudah berubah menjadi lemak, bukan tidak mungkin ia akan berperan dalam peningkatan berat badan seseorang yang mengonsumsinya. Mengonsumsi makanan yang kaya akan gula tambahan secara rutin bisa menyebabkan lemak di tubuh bertambah secara lebih cepat dan drastis. Ini lantaran gula adalah sumber kalori kosong yang menawarkan sedikit nutrisi.

Selain bakal meningkatkan berat badan, kamu juga tidak akan mendapat nutrisi yang baik dari gula. Itulah mengapa gula juga berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit tertentu, seperti diabetes dan jantung. Tidak seimbangnya kandungan nutrisi membuat gula tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, apalagi jadi makanan sehari-hari.

3. Lalu, benarkah gula bisa membuat wajah lebih bulat?

ilustrasi seseorang yang tengah melakukan perawatan wajah. (unsplash.com/karelys Ruiz)

Sebenarnya, hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa gula secara langsung bisa membuat wajah menjadi lebih bulat. Namun, apabila hal tersebut merujuk pada efek gula terhadap kulit, mengutip dari Radiance Skincare & Laser Medspa, gula bisa menyebabkan pembengkakan pada kulit, tak terkecuali pada wajah. Tak hanya karena lemak, ini lantaran gula dapat mengurangi kadar air atau hidrasi pada sel-sel tubuh.

Selain itu, mengurangi makanan yang mengandung gula tambahan berkontribusi dalam pengurangan lemak pada wajah. Artinya, apabila kamu sedang dalam proses mengurangi lemak pada wajah, alangkah baiknya hindari makanan-makanan yang mengandung gula berlebih.

Pada dasarnya, gula memang tak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Selain dapat meningkatkan risiko obesitas, gula juga berkontribusi dalam peningkatan risiko penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes tipe 2, jantung, dan stroke. Oleh sebab itu, yuk, mulai batasi asupan gula harianmu mulai dari sekarang!

References

Health Central. Diakses pada April 2024. Does Sugar Turn Into Fat?
Harvard School of Public Health. Diakses pada April 2024. The Nutrition Source.
Healthline. Diakses pada April 2024. 6 Ways Added Sugar Is Fattening.
Radiance Skincare & Laser Medspa. Diakses pada April 2024. How Sugar Wreaks Havoc on Your Skin.
Medical News Today. Diakses pada April 2024. What to do to reduce facial fat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.