ilustrasi boneka (pexels.com/Pixabay)
Masih bersumber dari penelitian dalam jurnal The Lancet tahun 2020, metode menghirup uap panas berbahaya khususnya bagi anak-anak. Pasalnya, air panas dapat menyebabkan luka lepuh pada kulit.
Pusat Luka Bakar di Birmingham Children's Hospital, Inggris, mencatat peningkatan hingga 30 kali lipat kasus luka bakar akibat menghirup uap panas. Sering kali kasus terjadi karena air mendidih yang tidak sengaja tumpah dari mangkok atau ketel. Ini tentu saja mengakibatkan anak perlu perawatan di rumah sakit, pembedahan, hingga bisa menyebabkan cacat seumur hidup.
Terkadang, anak dibiarkan tanpa adanya pengawasan orang tua. Maka dari itu, butuh edukasi terhadap orang tua untuk mencegah cedera luka bakar.
Kabar mengenai menghirup uap panas yang disebut-sebut dapat membunuh virus penyebab COVID-19 adalah tidak benar. Sebab, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa cara tersebut bisa membunuh SARS-CoV-2. Penggunaannya justru berpotensi bahaya karena dapat meningkatkan risiko terjadinya luka lepuh akibat tersiram air panas atau uap panas, terutama pada anak-anak.