ilustrasi penderita diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Diabetes merupakan kondisi gula darah dalam tubuh tinggi atau melebihi 240 mg/dL sehingga dapat menyebabkan komplikasi. Terdapat beberapa jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasi dan diabetes sekunder.
Diabetes tidak hanya terjadi karena pola hidup yang tidak sehat, faktor lain juga mempengaruhi kadar gula darah seseorang seperti keturunan, obesitas, metabolic syndrome, usia, riwayat diabetes pada kehamilan, infeksi, stress, dan pemakaian obat-obatan tertentu.
Beberapa obat memang dapat meningkatkan kadar gula darah. Jika seseorang memiliki riwayat diabetes ada baiknya untuk konsultasi kepada dokter terkait obat yang dapat dikonsumsi pada penderita diabetes. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kada gula darah adalah obat anti hipertensi, obat menurunkan kolesterol, juga pil kontrasepsi.
Dilansir dari jurnal yang berjudul "Analisis Faktor Risiko Lama Pemakaian dan Umur Penggunaan Kontrasepsi Oral Terhadap Kejadian Diabetes Melitus di Puskesmas Permunas II Pontianak", dikatakan bahwa penggunaan pil KB menduduki peringkat kedua sebagai alat kontrasepsi terbanyak setelah suntik KB. Namun, penggunaan pil KB tentu terdapat efek samping selain seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu peningkatan kadar gula darah. Hal ini tentu berisiko terutama pad akseptor yang keluarganya memiliki riwayat diabetes melitus, riwayat diabetes gestasional, dan obesitas. Dapat dikatakan bahwa usia dan lama penggunaan kontrasepsi hormonal mempengaruhi kadar glukosa dalam darah.
Sudah jelas bahwa pil KB mengandung hormon estrogen dan progestin yang dapat mempengaruhi tubuh untuk mengendalikan glukosa, artinya hormon tersebut berisiko meningkatkan resistensi insulin yang mengakibatkan sulitnya tubuh untuk mengontrol kadar gula darah.