ilustrasi mengenakan masker (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV). Virus ini sangat menular dan tidak pilih-pilih inang. Siapa pun yang terpapar virus monkeypox dapat terinfeksi Mpox, termasuk anak-anak. Wabah ini dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kasus Mpox pada anak-anak telah dilaporkan sejak pertama kali penyakit tersebut menginfeksi manusia pada tahun 1970. Kasus Mpox pertama pada manusia ditemukan pada anak laki-laki berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo. Setelah itu, wabah Mpox pada anak-anak dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Afrika lainnya, seperti Burundi, Kenya, Rwanda, Uganda, dan Republik Afrika Tengah.
Dilansir laman UNICEF, sejak awal tahun 2024, diperkirakan sekitar 8.772 anak terjangkit Mpox di Republik Demokratik Kongo, yang saat ini menjadi episentrum wabah. Jumlah ini merupakan separuh dari total kasus yang dilaporkan di negara tersebut, yang mencapai 15.664 kasus. Sekitar 463 anak-anak meninggal dunia dari 548 orang yang dilaporkan meninggal akibat Mpox.
Menurut laporan, anak-anak yang terjangkit Mpox di Republik Demokratik Kongo rata-rata berusia di bawah 15 tahun. Jadi, ini menunjukkan bahwa Mpox bisa menyerang anak-anak, baik bayi maupun remaja. Bahkan, anak-anak termasuk kelompok yang rentan terkena Mpox, dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi.
Tak hanya itu, anak-anak yang terkena Mpox di bawah usia 5 tahun, juga dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terhadap kematian. Risiko ini juga sama terhadap ibu hamil yang bisa menularkan Mpox pada bayinya. Jadi, kasus Mpox pada anak-anak merupakan kondisi yang harus diperhatikan secara khusus, seperti yang diterangkan laman UNICEF.