Dr. Titis Prawitasari, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi & Penyakit Metabolik IDAI (IDN Times/Misrohatun)
Ketika bayi memasuki usia 8–9 bulan, mereka perlu variasi makanan, baik itu dengan rasa, jenis maupun tekstur yang berbeda. Tak jarang ada orang tua yang menemukan anaknya melakukan gerak tutup mulut (GTM).
"Waktu awal memang anak memang masih suka plain, tapi makin besar, panca indra makin lengkap sehingga saat usia 8–9 bulan, dia mau yang rasanya macam-macam. Anak tidak mau lagi dianggap bayi," ujarnya pada sebuah seminar MPASI dalam HUT IDAI 70, di Jakarta, pada Sabtu (22/06/2024).
Dokter Titis menjelaskan bahwa gula dan garam bukan "barang haram", asalkan tidak diberikan dalam jumlah yang banyak.
Adapun aturannya adalah sebagai berikut:
- Anak 1 tahun ke atas boleh ditambahkan gula ke dalam makanannya hanya 5 persen dari total kalori atau 2,5 sendok makan per hari.
- Di bawah 1 tahun hanya konsumsi makanan keluarga, sehingga tidak banyak tambahan gula dan garam.
- Garam hanya perlu 1 gram per hari di bawah 1 tahun.
"Kalau anak di bawah 1 tahun dengan makanan keluarga, sangat sedikit gula dan garamnya. Jadi sebenarnya tidak usah terlalu khawatir. Cuma memang ada batasannya, tidak boleh banyak," dr. Titis menjelaskan.
Orang tua juga harus menghindari makanan ultra proses karena mengandung garam yang tinggi.
Salah satu yang bisa membuat rasa berbeda adalah buah-buahan. Sementara untuk rasa gurih, bisa didatangkan dari kaldu sapi, kaldu ayam atau kaldu udang yang akan membuat MPASI menjadi makin lezat.