ilustrasi mencium aroma minyak esensial lavender (pexels.com/doTERRA International, LLC)
Smell retraining therapy (SRT) adalah pengobatan untuk kehilangan penciuman. Ini dapat digunakan untuk membantu mengembalikan indra penciuman jika hilang selama infeksi virus atau trauma kepala ringan. SRT awalnya dikembangkan pada tahun 2009 oleh Dr. Thomas Hummel di Universitas Dresden, Jerman.
Mengutip laman American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation, proses SRT melibatkan penyajian berulang berbagai bau melalui hidung untuk merangsang sistem penciuman dan membangun memori bau tersebut.
Yang terbaik adalah memulai dengan setidaknya empat aroma berbeda, terutama aroma yang kamu ingat. Wewangian yang paling direkomendasikan adalah mawar (bunga), lemon (buah), cengkih (pedas), dan kayu putih (resin). Hirup setiap aroma selama 10 hingga 20 detik setidaknya sekali atau dua kali sehari.
Kenapa yang dipilih empat aroma tersebut? Kebanyakan orang dapat mengidentifikasi lima rasa berbeda yang dapat dideteksi manusia: asin, manis, pahit, asam, dan gurih (umami). Beberapa peneliti juga mencoba mengategorikan banyak bau yang berbeda. Kategori ini termasuk bunga, buah, pedas, resin, bau terbakar, dan bau busuk. Daripada harus berlatih mencium bau terbakar atau bau busuk, SRT berkonsentrasi pada bau yang lebih menyenangkan dari empat kategori lainnya.
Saat mengendus, penting untuk fokus pada tugas. Cobalah untuk berkonsentrasi pada ingatan tentang bau itu. Setelah setiap aroma, ambil napas beberapa kali dan lanjutkan ke wewangian berikutnya. Dianjurkan agar kamu melakukan ini setidaknya selama 12 minggu (tiga bulan), tetapi kamu bisa melakukannya lebih lama, dengan mengganti aroma jika mau.
SRT diyakini bekerja sebagai kombinasi dari kemampuan unik saraf penciuman untuk tumbuh kembali sambil mendorong peningkatan konektivitas otak. Bagaimanapun, cobalah untuk tidak berkecil hati. Proses ini biasanya makan waktu sebelum kamu bisa mulai mencium bau apa pun.
Itulah deretan cara mengembalikan indra penciuman secara alami. Kamu bisa memilihnya sesuai ketersediaan di rumah atau sesuai preferensi. Apabila cara-cara di atas masih belum berhasil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat medis. Selamat mencoba!
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina