Sebuah penelitian dalam jurnal BMJ Open tahun 2014 menunjukkan rendahnya kesadaran tentang status berat badan pada populasi obesitas di Inggris. Kurang dari 10 persen responden yang mengetahui dirinya termasuk dalam kategori kelebihan berat badan.
Selain itu, hanya sekitar 5–12 persen yang mengetahui kisaran indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) terendah untuk obesitas. Para peneliti mencatat bahwa permasalahan yang tampak dari sini adalah orang dengan obesitas tidak menyadari risiko kesehatan dari kondisinya tersebut, serta ada potensi penyangkalan tentang berat badan berlebih.
Kedua hal itu bisa disebabkan karena kesulitan dalam memahami masalah berat badan dan sedikitnya indikator status berat badan yang bisa diandalkan. Atas dasar itu, temuan penelitian yang lebih serius menurut peneliti adalah standar pengukuran dan penanda obesitas yang sulit dipahami.
BMI telah menjadi standar utama pengukuran berat badan selama beberapa dekade. Namun, itu juga mendapat kritik dalam beberapa tahun terakhir, karena para ahli merasa BMI tidak ramah bagi awam, atau bahkan untuk orang yang telah berpengalaman.
Di sini, para pakar mencoba mencari cara lain yang lebih mudah untuk memahami status berat badan seseorang. Berikut metode alternatif untuk mengetahui apakah seseorang telah kelebihan berat badan selain dengan BMI.