Jiwa-jiwa yang dilanda penyakit kanker sering kali merasa tak berdaya. Sayangnya, upaya untuk tetap pulih terkadang malah menambah penderitaan. Memang dibutuhkan semangat dan keinginan yang tinggi agar tetap bertahan.
Karena radiasi dan kemoterapi tak seindah kedengarannya, di balik metode penyembuhan kanker itu ternyata memiliki efek samping seperti kerusakan paru-paru, disfungsi saraf, gangguan jantung, dan gangguan pendengaran.
Seperti kisah berikut ini, dilansir dari The Victoria Advocate pada tahun 2009, Dr. Ahmad Qadri mendiagnosis Herlinda Garcia berusia 54 tahun, menderita kanker payudara stadium IV setelah tumor jinak dikeluarkan dari payudara kirinya. Mendengar hal itu, hati Garcia serasa hancur, ia menulis daftar keinginannya sebelum meninggal, membagikan barang-barang dan merencanakan pemakamannya. Dalam upaya untuk memperpanjang hidupnya, ia melakukan delapan kali kemoterapi. Suaminya dan keempat putranya menyaksikan penderitaan yang dialami Garcia.
Namun anehnya, saat ia menemui dokter kedua, Garcia dinyatakan bebas kanker. Ternyata, Qadri salah membaca tes-tes Garcia dan salah melakukan biopsi. Bagaimana mungkin, selama ini Garcia menghabiskan dua tahun hanya untuk menunggu kematiannya dan terus-terusan mengonsumsi obat-obatan berbahaya.
Antara merasa lega dan kesal, dia menggugat Dr. Qadri. Namun dokter itu meninggal sebelum proses pengadilan selesai, tetapi hakim Texas memberi Garcia ganti rugi 367.000 dolar AS. Sayangnya, uang tidak bisa membeli waktu yang hilang.