Sering lembur, melewatkan acara keluarga atau bertemu sahabat, atau sering membawa pekerjaan pulang? Awas, itu adalah tanda kamu seorang workaholic.
Tak ada yang salah dengan itu, tetapi kamu harus tahu batasannya. Selain itu, perhatikan juga ciri atau tanda yang perlu diwaspadai karena bisa mengganggu kesehatan.
"Kerja keras bagai kuda dicambuk dan di dera,
Semua tak kurasakan untuk mencari uang!"
Ingat lirik lagu Jemu dari Koes Plus? Memang, lelah setelah kerja tak terasa setelah menerima gaji. Namun, seperti karang yang terus dikikis ombak, apakah kamu tahan terus-terusan kerja lembur atau membawa pulang kerjaan?
Apalagi masih masa pandemik COVID-19, orang-orang yang kerja dari rumah atau work from home (WFH) justru sering lupa waktu. Masih dari lirik lagu yang sama, Koes Plus pun mengeluh kalau kerja terlalu keras bikin hidup terasa "lebih berat".
Istilah "workaholic" disematkan sejak tahun 1971 oleh psikolog Amerika Serikat kondang, Wayne Edward Oates (1917-1999) untuk mereka yang memiliki kecenderungan bekerja keras tanpa kenal istirahat.
Meski tak tercantum dalam buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), nyatanya workaholic menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan yang nyata.
Jam kerja memang panjang, tetapi bukan berarti kamu harus bekerja 24/7. Mau sebesar apa pun gaji atau iming-iming bonus, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk terus-terusan kerja hingga mengesampingkan diri dan kehidupan sosial.
Dilansir Healthline, psikolog Randy Simons, Ph.D., mengatakan bahwa orang masa kini mengeluhkan jam kerja panjang 40-50 jam per minggu yang terlalu berat.
Namun, hal tersebut ternyata lebih dari kerja. Faktor lainnya seperti perjalanan bolak-balik dari rumah dan tempat kerja, tanggung jawab keluarga, lingkungan kerja, apresiasi, dan kepuasan terhadap pekerjaan pun dapat membawa dampak tersendiri.
"Waspada! Jika kamu tidak bisa menikmati waktu libur. Apalagi, kalau pekerjaan mengonsumsi sebagian besar dari hidupmu, itu tidak sehat," papar Simon yang juga adalah seorang career coach.
Karena diberi apresiasi dalam bentuk pujian dan gaji, sering kali orang-orang yang workaholic atau gila kerja tak menyadari kondisinya itu atau bahkan menyangkalnya. Bila itu adalah kamu, perhatikan beberapa ciri-ciri yang menandakan kamu selama ini bekerja terlalu keras, karena ini bisa membahayakan kesehatan fisik dan mental.