ilustrasi makanan sehat (unsplash.com/Brooke Lark)
Kabar baiknya, tidak semua hal tentang food porn itu buruk karena hidangan yang disajikan dengan baik juga dapat menginspirasi untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi seimbang.
Saat hidangan sehat terlihat lezat dan mengundang selera, kita mungkin lebih termotivasi untuk memasak dan mengonsumsinya. Seperti yang ditemukan dari penelitian dalam jurnal Frontiers in Psychology tahun 2014 yang melibatkan balita usia 19-26 bulan dengan orang tua yang membacakan buku bergambar tentang buah dan sayuran selama dua minggu.
Dampak dari paparan visual itu menunjukkan hasil yang mencolok, yaitu balita mengonsumsi lebih banyak sayuran asing yang mereka lihat dalam buku bergambar daripada sayuran yang biasa dimakan. Hasil penelitian ini mengonfirmasi kalau buku bergambar berpotensi memainkan peran positif dalam mendorong konsumsi makanan sehat pada anak kecil.
Beberapa kecenderungan dampak negatif dari food porn, mungkin membuat kita ingin membatasi paparan informasi yang memicu nafsu makan. Namun, menghindarinya bisa dibilang sulit karena begitu banyaknya konten makanan di media sosial.
Pembatasan akses bisa dilakukan dengan berhenti mengikuti akun yang menurut kamu mengganggu hubunganmu dengan makanan. Selain itu, menyadari efek potensial dan mempertanyakan keaslian yang kamu lihat dari gambar makanan juga dapat membantu membatasi efeknya.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina