Oke, mereka adalah dua hal yang berbeda.
Vajazzling berasal dari dua kata, "vagina" dan "bedazzling" yang artinya "berkilauan". Jika digabung, vajazzling adalah sebuah proses menaburi daerah sekitar vagina dengan pernak-pernik berkilau.
Sementara, kalau tindik alat kelamin... ya, tidak perlu dijelaskan karena sesuai dengan namanya. Alat kelaminmu ditindik. Voila! Selain penampilan, beberapa kebudayaan terpencil di dunia juga memaklumkan tindik alat kelamin.
Sementara tren vajazzling dan tindik alat kelamin mulai naik tahun sejak tahun 2000an, para ahli medis berulang kali tidak menyarankan praktik yang tidak berguna dan menyakitkan tersebut. Kenapa?
Mulai dari vajazzling dulu. Dr. Gersh memperingatkan bahwa pernak-pernik yang digunakan untuk vajazzling seringkali mengandung komponen berbahaya untuk organ intim seperti kadmium dan besi beracun lainnya. Selain itu, lem yang digunakan untuk menempelkan pernak-pernik tersebut mengandung substansi yang memicu iritasi kulit.
Bagaimana dengan tindik alat kelamin? Pendiri Bespoke Surgical, klinik yang ikut menangani penyebaran STD pada komunitas LGBT, Dr. Evan Goldstein, mengatakan bahwa aktivitas tindik alat kelamin adalah hal yang "ngeri-ngeri sedap", namun lebih banyak di "ngeri"nya.
Meskipun beberapa dikatakan aman, variasi tindik kelamin dapat mengakibatkan infeksi pada alat kelamin baik kaum Hawa atau Adam.
"Walaupun tindik alat kelamin dapat meningkatkan sensasi seksual, jika tidak dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan kemungkinan cedera," ujar Dr. Goldstein.
Kamu sudah terlanjur pasang? Ya sudah, Dr. Goldstein menyarankan agar berhati-hati saat melakukan kegiatan seksual. Tentukan angle yang pas, gunakan pelumas, dan "masukkan" pelan-pelan. Jangan langsung terobos! Kamu tidak mau kan, tindiknya lepas dan hilang di dalam? Bayanginnya saja sudah sakit!
Oh ya, jangan keenakan sendiri! Dengarkan pasangan untuk melihat apakah mereka nyaman atau tidak. Kalau kata band Kotak dan She,
"Pelan-pelan saja."
"Slow down, Baby. Take it easy, just let it flow."